"Pemadam bogor?" Tanyaku.
"Bukan mas, pemadang depok " sambil menghidupkan rokoknya.Â
"Wah jau yah. Maaf mas, biasanya muter sehari minimal dapet berapa?" Tanyaku sembari kembali mengeluarkan handphone karena ada pesan chat masuk.Â
"Ngga tentu mas. Bahkan kadang kita ketombok." Ucapnya sembari melihatkan mimik wajah pasrah.Â
"Kok bisa? Maaf mas. Mas jualan sendiri apa ada bos?"Â
"Punya bos mas, jadi sistemnya per butir dikasih harga Rp. 500 mas. Kita jual Rp.1000 mas. Ya namanya dagang ada aja rezekinya. Kadang dapet misalnya Rp. 100.000, ya dibagi dua sama bos. Bos Rp. 50.000, saya Rp. 50.000 mas." Tuturnya
"Hem, Ya rezeki udah di atur sama Allah, selagi itu halal inshaallah berkah mas." Ucapku sambil meletakkan kembali handphone ke dalam tas.Â
"Lalu mas kampungnya di mana?" Tanyaku.Â
"Saya di bogor barat mas, udah dekat dengan Rangkas  / Pandeglang."
"Wah jau yah. Kalo di kampung mas sebagian besar usahanya apa mas?" Tanyaku lagi.Â
"Banyak mas. Ada petani, ada tukang bangunan dan ada pekerja tambang emas." Ucapnya.Â