Sampai akhirnya Allah SWT turunkan cobaan dengan pengambil penglihatannya. Dan semua temannya dikala senang menghilang entah kemana.Â
 Tapi itulah sayangnya Allah SWT. Kepada kang Yoga, ia kirimkan teman - teman lain yang mencoba mengajaknya kembali kejalan benar, walau ia kerap menolak ajakan itu. Tapi teman - teman itu tidak perna berhenti untuk mengajaknya kembali. Sehingga akhirnya, kang Yoga pun tersentuh hatinya dan kembali ke jalan Allah SWT.Â
 Bahkan sekarang menjadi pencetus Hijrah fisabillah. Dikalangan pemuda dan disabilitas.
Kang Yoga pun memberikan motivasi,Â
"Mencari teman maksiat itu mudah. Tapi tidak demikian ketika mencari teman dalam kebaikan."
Â
 Pemuda itu mencermati tiap - tiap kalimat yang ia dengar, bahkan semua orang yang hadir pun sama turut menyimak kang Yoga.Â
 Setelah kang Yoga, pindahlak ke Narasumber ke-2 yaitu Govur. Seorang aktivis buruh aktif yang memberikan sedikit sudut pandangnya mengenai "Rambu - rambu Kehidupan."Â
 Narasumber Govur yang akrab di panggil kang Govur ini menceritakan hal - hal apa saja yang mungkin akan kita dapati bila melanggar rambu - rambu kehidupan. Dari siksaan yang nanti kita terima di akhirat. Karena pada umumnya semua yang hidup itu mengimani pembalasan di hari nanti atau membenarkan memang adanya surga dan neraka yang menjadi tempat tujuan terakhir kita hidup di dunia.
 Dan narasumber terakhir ialah pembina "Kajian Trotoar (Katro)" wilayah Kabupaten Tangerang itu sendiri. Yaitu Ustad Sofian. Yang lebih akrab dipanggil Bung Sofian.Â
 Menurut beliau, Rambu - rambu kehidupan diibaratkan sebuah lampu merah di persimpangan jalan. Dimana bila lampu merah menyala bearti kendaraan diwajibkan berhenti. Tetapi semisalnya ada kendaraan yang menerobos rambu - rambu tersebut, maka ia akan terkena sanksi. Bisa berupa Tilang polisi atau kecelakaan karena betabrakan dengan pengendara dari jalur lain.Â