"Okelah. Ada kopi kan?" Tanya Rahmad.Â
 "Alhamdulillah masih ada. Mau?" Tanya Pemuda itu yang lekas berjalan mengarah keruangan belakang dan meninggalkan Rahmad yang duduk di ruang depan.Â
 "Wah kebangetan. Kalo ada tamu yah engga usah ditawarin apa dia minta. Keluarin aja semua... haha" timbal Rahmad.Â
 "Ya engga semua tamu kaya ente. Haha yaudah silakan di minum." Sambil meletakkan secangkir kopi hangat di hadapan Rahmad.Â
 "Terima kasihlah."
 Pemuda itupun kembali duduk di tempatnya yang bersebelahan dengan Rahmad. Yang di mana kopinya sudah lebih dahulu ada dan mulai mengangkat cangkirnya  serta menyeruput kopi yang sudah sedikit agak mulai dingin itu.
 "Sejak kapan tobat? Ente." Ucap Pemuda itu membuka obrolan setelah menurunkan cangkir kopi yang baru saja ia seruput.Â
 "Ini nii ...kalo manusia yang engga paham temennya." Ucap Rahmad.
 "Lah, saya mah jujur. Emang dari kecil udah ikutan kajian - kajian. Ente aja yang engga paham. Haha" tambahnya.Â
 "Masyaallah. Serius? Kok kayak engga percaya. Haha"Â
 "Berdosa bener ini manusia haha ampunilah seudzon nya ya Allah haha" ucap Rahmad sambil tersenyum dan mengangkat tangan mengisyaratkan sedang berdoa.Â