Dan bibit kemanusiaan ini harus semakin tumbuh dan berbunga, sehingga harumnya semerbak mengharumkan dan memberikan kesegaran bagi penikmatnya.
 "Han, sudah siap!" Ucap bang Bagus, seniorku di Relawan Surabaya.
 "Siap bang." Jawabku.
 "Banjir terjadi di beberapa titik lokasi, kita akan tetap membawa panji lembaga kita dan terus menyuarakan kemanusiaan dengan lambang lembaga kita. Nanti kamu ke titik yang terparah, dengan Azis dan Leo yang sudah berada di sana. sedangkan saya, akan ada di titik longsor. kita koordinasi melalui handphone. mengerti Han."
 "Siap mengerti bang."
 "Malam ini akan menjadi malam yang panjang! Buat kita. Semoga tenaga kamu tidak habis karena kasus tempo hari hehe" tambah bang Bagus sambil tercengir santai memperhatikan jalan yang masih diguyur oleh hujan.
 Malam ini kami berjalan menuju titik - titik bencana di daerah Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Menggunakan mobil pick up pak Aries yang turut berpartisipasi dengan sukarela meminjamkan mobilnya dengan memakai uangnya sendiri.Â
 Di dalam mobil pick up ini, ada aku, Bang bagus dan pak Aries yang menyetir mobil. Sedangkan di bak, ada beberapa APD kami dari perahu, dayung, pelampung dan juga beberapa alat lain seperti tali, cangkul dan parang.Â
 Untuk logistik sendiri, mungkin besok akan menyusul dari rekan - rekan relawan yang tidak bisa turun langsung di malam ini dan sebagai penjemput logistik, kami tetap meminta tolong pak Aries untuk yang memfullupnya sampai ke lokasi.Â
 kabar banjir dan longsor di Trenggalek ini baru kuterima tadi oleh bang Bagus sendiri yang menginfokan bahwa telah terjadi bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. yang kebetulan saat itu, aku, bunda dan juga bapak baru saja makan malam sehabis melaksanakan shalat isya berjamaah.Â
 Mendengar kabar itu, kemanusiaanku yang semula terombang - ambing karena kekecewaanku terhadap ketua lembaga yang mengorupsikan hasil dana donasi pun menjadi kembali membarah.