Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengemis Tua

2 Oktober 2022   22:45 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:58 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Seorang pengemis tua duduk terkulai lesu di depan warung bakso. Menantikan adanya pembeli yang iba terhadapnya. Dengan sebuah mangkok di depannya, meminta pada pembeli atau orang yang tak sengaja lewat di depan warung tersebut. Begitu keras hidup di ibu kota menurutku. Apakah kesenangan hanya untuk mereka yang beruang? Dan berfasilitas mewah saja. Lalu, kenapa wanita tua ini harus bekerja dengan cara meminta-minta. terus... anak-anaknya kemana? Tak adakah seorang anaknya yang perduli, walau untuk sekedar menafkahi perempuan yang seharusnya menikmati masa senjanya dengan beristrirahat. Gumamku dalam hati.

 Hati ku menjadi gusar dan pikiranku hanya terpaut ke pengemis tua yang duduk mengapar itu.  Tak lama, langit menunjukan gemuruhnya yang menandakan akan datangnya hujan. Tak berselang lama, hujan pun turun membasahi bumi yang gersang. Pengemis tua itupun mencoba mencari tempat bernaung agar tidak terkena air hujan yang turun.

 "Nek?"  Panggilku yang sudah tak kuat menahan diri untuk menegur pengemis tua itu.

 "Ia nak."  nenek yang bergegas melihatku.

 "Duduk sini saja nek, jangan berdiri di situ. Hujan kayaknya lama soalnya langit begitu hitam. Ayo mari nek?"

 "Gak nak. Nenek sini saja." sambil tersenyum dan lekas menundukkan wajahnya.

  "Udah nek duduk sini! Tenang, gak bakal ada yang marah kok." Sambung Jefri yang bergegas berdiri menyuruh pengemis tua itu duduk di tempatnya.

  Ku perhatikan raut wajahnya tampak lelah, dan mungkin karena usia senjanya ini masih harus bekerja walau dengan cara meminta - minta.

 "Nenek udah makan?" Tanyaku
 
 "Belum nak."

 "Jef tolong pesenkan 1 mangkuk bakso." Aku yang menoleh ke arah Jefri.

 "Gak usah nak." Jawabnya pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun