2. Berpisah
Tapi, ada juga kebanyakan orang - orang akan memilih bertahan dengan dalil, "Ya ... nanti juga akan berubah." Atau "Pasti dia akan ngerti." Dan sebagainya. Bahkan biasanya, ada beberapa faktor yang mendukung keputusan tersebut.Â
Misalnya : orang yang sudah berkeluarga, disaat mengalami hubungan toksik dengan pasangan. Mau itu suami, ataupun istri. Pasti, yang menjadi korban akan dihadapkan oleh 2 pilihan di atas. Bertahan? Atau berpisah(sudahi)?
Tapi, ada juga faktor - faktor yang menguatkan sehingga kadang si korban toksik ini memilih untuk bertahan. Yaitu :Â
1. Anak
2. Orang tua / keluarga
3. Agama
Mohon maaf, bila saya meletakkan "Agama" menjadi faktor terakhir. Sebab, banyak kasus yang saya dengar dari teman - teman saya yang mengalami Toksik. Kebanyakan dari mereka cenderung memilih bertahan karena anak.Â
Baik lanjut, sebenarnya menurut saya pribadi. Permasalahan mau sekecil apapun itu? mau sebesar apapun itu. Selagi yang berhubungan selalu terbuka satu sama lain, tidak akan menjadi permasalahan.Â
Cemburu boleh, sewajarnya. Mengkekang dengan mendikte "kamu itu istri atau suami saya, atau kamu itu punya saya." Boleh. Yang nggak boleh itu kalo masih pacaran. Sebab, pacaran itu menurut saya adalah proses memilih pasangan untuk seumur hidup.
Dan misalnya, ada yang bertanya bagaimana bila memiliki hubungan toksik di saat berpacaran?Â