Induk monyet mencoba menguatkan anaknya. Dengan segumpal keberanian, yang mencoba kuat di depan anaknya supaya anaknya tidak takut.Â
Pembalakan liar merusak ekosistem di habitan mereka. Rumah yang sudah di tempati kini menjadi wadah asing dan berantakan dengan pohon - pohon yang berserakan.Â
Banyak juga monyet - monyet yang tewas karena di Dor oleh senjata para pembalak liar. Para primata Monyet yang gagah berani mempertahankan wilayahnya, kini berhamburan mati tertembak karena keserakahan Manusia.Â
"Bu, itu yang di kalung Ibu apa? Kenapa seperti leher Ibu di lilit oleh ular berwarna putih Bu." Tanya anak monyet yang masih sedikit ketakutan kepada Induknya.
"Ooo.. ini hanyalah kalung Nak. Ini tidak menyakitkan, hanya sebuah kenang - kenangan yang di berikan kepada Ibu dari manusia itu."
"Terus? Kenapa kalung itu melilit dan tergeluntai panjang dan melilit sebatang pohon di sebelah Ibu?"
"Ini mungkin supaya Ibu tidak kemana - mana meninggalkan kamu sendirian Nak."
"Ooo... Terima kasih ya Bu. Adek sayang Ibu."
........ Â
Dor Door  dooor... Suara senjata api begitu keras mengusik ketenangan yang di coba diberikan Induk monyet kepada anaknya.
"Ibu... Adek takut! Suara apa itu Bu?"Â