Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Kisah Cinta Kayu kepada Api

25 Desember 2020   22:28 Diperbarui: 26 Desember 2020   06:59 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hm.. udah kayak gitu aja ceritanya?" Tanya  makin penasaran pemuda itu kepada temannya.

"Iya. Sudah, itu saja ceritanya Di." Jawab teman pemuda itu. 

"Oooaalah. Saya kira bakal berakhir bahagia, apa kayak gimana?!. Hahha dasar kamu, memang pinter cerita Bro. Haha" 

"Hahaha. Yaudah, benerin dulu itu api. Deketin sama si kayu. Biar cinta mereka abadi Di. Hahha".

"Hahha oke oke... Memang gak salah, kamu pulang kampung Bro. Soalnya kalo kamu gak pulang? Saya gak bakal dengerin cerita kamu? Hahah" pungkas pemuda itu sembari tertawa. 

"Haha. Bisa aja kamu Di. Dah ah.. saya masuk dulu?" Sambil berdiri.

"Mau kemana Brom? Sini temanin aku dulu, kan kayu sama apinya belum ke bakar semua." 

"Haha memang Di. Tapi sayangnya,  sudah pukul 22.35 Wib. Lagikan angin malem kata Nenek ku, gak baik untuk kesehatan." 

"Yalah. Tapi, tadi kamu gak cerita kalo Nenek kamu bilang kayak gitu Brom?" 

"Hm.. kalo masalah itu, gak harus di ceritain juga kali. Haha yaudah, aku masuk dulu. Wassalammuallahikum. " Tegurnya.

"Ya.. Wa'allahikum salam. Terima kasih ceritanya. Walau gak ngerti maknanya Brom hahha" .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun