Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Menguatkan Deep Learning

1 Februari 2025   00:59 Diperbarui: 1 Februari 2025   00:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru menyusun desain pembelajaran berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang kemudian disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Strategi pembelajaran berdiferensiasi terdiri 4 jenis, yaitu; 1) diferensiasi konten, 2) diferensiasi proses, 3) diferensiasi produk, dan 4) diferensiasi lingkungan belajar.

Diferensiasi konten yaitu guru menyajikan materi melalui beragam konten disesuaikan dengan gaya belajar murid (visual, audio, kinestetik) seperti audio, video, visual, atau audio visual. Murid dengan gaya belajar visual lebih tertarik dengan materi yang disajikan dalam bentuk gambar, grafis, atau video. Murid dengan gaya belajar audio lebih senang mendengarkan suara, rekaman, atau penjelasan dari guru secara langsung. Walau melihat media audio-video, suara video sangat membantu yang bersangkutan untuk lebih memahami materi. Sedangkan murid dengan gaya belajar kinestetik lebih senang belajar melalui gerakan, praktik, bermain peran, simulasi, dan sebagainya.

Pada diferensisasi proses, guru menerapkan beragam strategi dan metode pembelajaran saat menyampaikan materi pelajaran mengingat beragamnya gaya belajar dan minat murid dalam mempelajari. Di sinilah kreativitas guru diuji dalam memberikan layanan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Pada diferensiasi produk, guru menyampaikan materi yang sama kepada murid, tetapi memberikan penugasan produk yang beragam. Misalnya, saat guru menyampaikan materi keaneragaman hayati, bentuk tugas atau produknya, misalnya, murid membuat makalah tentang flora dan fauna, membuat deskripsi atau video profil tumbuhan atau hewan tertentu, membuat grafis keanekaragaman hayati, membuat video tentang flora atau fauna tertentu, presentasi pengalamannya saat menanam atau memelihara hewan tertentu, dan sebagainya. Intinya, walau bentuknya beragam, tetapi produk yang dibuat oleh murid menggambarkan pemahamannya tentang materi pelajaran.

Pada diferensiasi lingkungan belajar, guru dapat melaksanakan pembelajaran di dalam ruang kelas, di luar kelas, mengajak peserta didik untuk mengobservasi lingkungan, atau berkunjung ke tempat tertentu. Selain itu, pembelajaran bisa dilakukan secara tatap muka (luring), tatap maya (daring), atau kombinasi tatap muka dan tatap maya (hybrid).

Mengingat beragamnya kemampuan murid, walau konten materi yang dipelajari murid sama, tetapi guru tidak bisa mengawali dari start yang sama. Tergantung hasil asesmen diagnostik. Materi yang mudah menurut murid tertentu belum tentu menurut murid yang lainnya. Oleh karena itu, waktu pencapaian deep learning setiap murid berbeda-beda. Pada tahap ini, selain kreativitas, guru juga memerlukan kesabaran dan ketelatenan dalam menyampaikan materi.

Asesmen formatif perlu dilaksanakan dengan optimal. Sifat asesmen formatif sebagai bagian dari proses pembelajaran (assessment as learning) dan sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pembelajaran (assessment for learning). Dengan demikian, penguatan kemampuan guru dalam pembelajaran berdiferensiasi akan sangat membantu dan mendukung implementasi deep learning.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun