Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Desain Deep Learning yang Mengembangkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Menguatkan Literasi dan Numerasi

30 Januari 2025   14:26 Diperbarui: 30 Januari 2025   14:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

*DESAIN  DEEP LEARNING YANG MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN MENGUATKAN LITERASI DAN NUMERASI*

Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)

Saat ini pembahasan terkait pembelajaran mendalam (deep learning) sedang menjadi trending topic dan hot issue di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini tidak lepas dari wacana dan rencana Kemendikdasmen untuk mengimplementasikan deep learning dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.

Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengarahkan murid bukan hanya menghapal materi, tetapi juga mampu memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, sampai membuat sebuah produk atau karya melalui pembelajaran kontekstual dengan menggunakan beragam model serta metode yang pembejaran yang relevan. Dengan kata lain, deep learning berorientasi kepada proses pembelajaran yang membangun kemampuan berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi melalui pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik dengan ditopang oleh tiga pilar, yaitu mindful learning (pembelajaran berkesadaran), meaningful (pembelajaran bermakna), dan enjoyful (pembelajaran menyenangkan). Pengalaman belajar yang diharapkan didapatkan oleh murid mulai dari memahami, mengaplikasikan, hingga merefleksikan materi yang telah dipelajarinya.

Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang mencerminkan deep learning, hal yang pertama perlu dilakukan oleh guru adalah mendesain pembelajarannya. Oleh karena itu, saya mencoba membuat contoh desain pembelajaran deep learning yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggai menguatkan literasi dan numerasi.

-Contoh Materi:
Buah Jeruk dan Manfaatnya dalam Kehidupan.

-Capaian Pembelajaran:
Murid dapat mengenal dan memahami ciri-ciri, jenis, manfaat buah jeruk dalam kehidupan. Murid dapat mengolah buah jeruk menjadi makanan atau minuman. Murid dapat membuat produk dari tema buah jeruk dan memanfaatkan sampah dari kulit buah jeruk.

-Tujuan Pembelajaran:
1.Murid dapat mengenal ciri-ciri dan bagian-bagian buah jeruk.
2.Murid dapat mengetahui dan membedakan jenis-jenis/nama-nama buah jeruk.
3.Murid dapat menjelaskan kandungan gizi manfaat buah jeruk untuk tubuh.
4.Murid dapat menyebutkan/ memberikan contoh jenis-jenis makanan dan minuman olahan dari buah jeruk.
5.Murid dapat membuat makanan atau minuman olahan dari buah jeruk.
6.Murid dapat membuat produk, kerajinan/ prakarya dengan tema buah jeruk atau sampah kulit buat jeruk.
Murid mengetahui dan mempraktikkan cara menanam jeruk.

-Media:
Gambar/video buah jeruk, model buah jeruk, atau buah jeruk asli.

-Sumber belajar:
Buku, artikel, gambar, video terkait buah jeruk, dan lingkungan sekitar sekolah/ tempat tinggal murid.

-Metode:
Ceramah, tanya jawab, diskusi, observasi, praktik, pemodelan, bermain peran, dan proyek.

-Mindful learning (Berkesadaran):

1.Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada murid, misalnya:
a.Siapa yang tahu nama buah ini? (sambil memperlihatkan gambar atau video buah jeruk).
b.Siapa yang suka makan jeruk?
c.Mengapa kalian suka makan buah jeruk?
d.Vitamin apa yang terdapat pada buah jeruk?
e.Siapa yang tahu manfaat buat jeruk untuk kesehatan tubuh?
f.Siapa yang di rumahnya ditanami buah jeruk? Kalau ada yang ditanami, jenis buah jeruk apa yang ditanam, dll.

2.Guru menjelaskan materi perihal buah jeruk (ciri-ciri, jenis-jenis, bagian-bagian buah jeruk, cara menanam buah jeruk, kandungan vitamin pada buah jeruk, pengolahan buah jeruk, manfaat buah jeruk untuk tubuh, dll.) dengan divariasikan dengan tanya jawab, diskusi, observasi, dll.
3.Guru membimbing murid menyimpulkan atau merefleksikan materi pelajaran.

-Meaningful learning (bermakna)

1.Murid mengamati dan mengidentifikasi ciri-ciri buah jeruk yang dibawa oleh guru/murid atau memanfaatkan gambar/video. Bisa juga mengamati pohon jeruk yang sedang berbuah di lingkungan sekolah (jika ada).
2.Murid menonton video cara menanam dan memelihara pohon buah jeruk, serta cara memanen buah jeruk.
3.Murid mengidentifikasi dan mengamati bagian-bagian buah jeruk dan pemanfaatannya untuk beragam makanan, minuman, dan masakan.
4.Murid mengenal makanan dan minuman olahan dari buah jeruk.
Murid mengenal cara mendaur ulang/ mengolah sampah dari buah jeruk (misalnya pemanfaatan kulit jeruk untuk kompos, dll).

-Joyful learning (menyenangkan):

1.Murid menanam buah jeruk di halaman sekolah atau di rumah masing-masing.
2.Murid praktik membuat makanan atau minuman olahan dari buah jeruk (melatih kreativitas).
3.Murid menggambar, membuat lagu, bernyanyi, atau puisi terkait buah jeruk. (melatih kreativitas).
4.Guru membimbing murid untuk membuat prakarya dari sampah kulit jeruk (jeruk jenis tertentu), dll. (melatih kreativitas).
5.Murid bermain peran praktik jual-beli buah jeruk (melatih komunikasi dan kewirausahaan).

-Isu/ masalah kontekstual yang dijadikan pemantik tanya jawab/diskusi/curah pendapat:
Buah jeruk memiliki gizi yang baik untuk tubuh. Buah tersebut banyak disukai masyarakat dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

-Pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical  thinking)/ berpikir tingkat tinggi (HOTS/Higher Order Thinking Skills):

1.Murid ditanya apa saja ciri dan jenis-jenis buah jeruk.
2.Murid mencari informasi karakteristik tanah atau wilayah yang cocok untuk menanam buah jeruk.
3.Murid mencari informasi manfaat buah jeruk untuk kesehatan tubuh.
4.Murid diberi kasus buah jeruk yang busuk. Lalu diminta untuk mencari penyebabnya dan cara menghindari buah jeruk cepat busuk.
5.Murid diajak untuk mencari informasi cara membuat  kerajinan/ prakarya dari sampah kulit jeruk (jenis jeruk tertentu), dll.

-Penguatan literasi dan numerasi:

Literasi:
1.Murid membaca informasi terkait buah jeruk dari beragam sumber belajar.
2.Murid mengamati bagian-bagain buah jeruk.
3.Murid mengobservasi lingkungan yang sesuai untuk ditanami buah jeruk, dll.

Numerasi:
1.Murid mengurutkan bagian-bagian jeruk dari bagian luar hingga bagian dalam.
2.Murid menghitung jumlah bagian (isi) pada satu buah jeruk.
3.Murid menakar/ menghitung jeruk yang akan digunakan untuk campuran makanan atau minuman.

-Jenis dan bentuk Asesmen:

Jenis Asesmen: diagnostik, formatif, sumatif.
Bentuk instrumen asesmen: pertanyaan, observasi, dan praktik/produk.

Diagnostik:
-Murid ditanya pengetahuan atau pemahaman awalnya terkait buah jeruk dan pemanfaatannya.
-Murid ditanya pengalamannya makan buah jeruk.

Formatif (dalam proses pembelajaran):
-Guru melakukan tanya jawab (lisan) dan  diskusi dengan murid.
-Guru memantau dan mengamati pemahaman murid terkait manfaat buah jeruk dan pemanfaatannya.
-Guru memberikan umpan balik untuk menguatkan pemahaman atau meningkatkan kemampuan murid.

Sumatif:
-Guru membuat soal / pertanyaan sesuai dengan tujuan pembelajaran telah ditetapkan.
-Guru meminta murid untuk praktik atau membuat produk yang berkaitan dengan materi buah jeruk dan pemanfaatannya.

Jenis dan bentuk asesmen disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan relevansinya.

Pada proses pembelajaran, aktivitas mindful, meaningful, dan joyful tidak dilakukan terpisah, tetapi pada praktiknya dapat dilakukan secara bersama-sama, terintegrasi, dan terpadu disesuaikan dengan alur/ skenario pembelajaran yang digunakan oleh guru. Skenario pembelajaran di atas dapat diadaptasi atau dikembangkan pada model pembelajaran yang relevan atau sesuai dengan kebutuhan.

Semoga contoh desain di atas dapat membantu guru yang memerlukannya. Contoh di atas bukan hal yang fix dan terbaik, tetapi masih bisa dikembangkan oleh para guru. Kemendikdasmen pun diharapkan segera membuat pedoman teknis pembelajaran dan penilaian deep learning.  Selamat membuat desain deep learning yang sesuai dengan kebutuhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun