Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

6 Hal yang Harus Diperhatikan agar Pendisiplinan Murid Tidak Menjadi Boomerang bagi Guru atau Sekolah

9 November 2024   08:11 Diperbarui: 11 November 2024   10:41 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Kegiatan belajar mengajar di kelas. (Kompas.com/Garry Lotulung)

Dampak negatif teknologi, media sosial, dan lingkungan pergaulan saat ini terasa terhadap menurunnya disiplin, kepedulian, tanggung jawab, rasa hormat murid terhadap guru. Bahkan di lingkungan rumah pun banyak orangtua yang mengeluhkan hal yang sama.

Saat ini guru diharapkan melakukan disiplin positif kepada murid. Kalau ada murid yang melangga disiplin, harus diajak dialog, diidentifikasi penyebabnya, dan dicari bersama solusi yang bisa dilakukan. 

Dalam pembinaan murid dikenal "Segi Tiga Restitusi". Segitiga restitusi adalah strategi untuk membantu peserta didik memperbaiki kesalahan dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Segitiga restitusi merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan karakter positif dan disiplin diri. Terdapat 3 (tiga) langkah pada segitiga restitusi, yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. 

Dalam menerapkan segitiga restitusi, penting untuk menciptakan kondisi yang membuat peserta didik bersedia menyelesaikan masalah dan berbuat lebih baik. Salah satu cara untuk menenangkan emosi peserta didik adalah dengan meyakinkan bahwa manusia pasti pernah berbuat kesalahan.

Penerapan segitiga restitusi memiliki beberapa manfaat, di antaranya; (a) membantu peserta didik untuk jujur pada diri sendiri, (b) membantu peserta didik untuk merefleksi diri dan mengevaluasi dampak kesalahan, (c) membantu peserta didik untuk memiliki tujuan yang jelas, (d) membantu peserta didik untuk menghargai nilai-nilai kebajikan, (e) membantu peserta didik untuk memahami konsekuensi tindakan mereka, dan (f) membantu peserta didik untuk memperbaiki hubungan dengan komunitas sekolah.

(4) Komunikasi dengan orangtua/wali. Jika ada kasus pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh murid, selain ditangani oleh guru, juga perlu dikomunikasikan kepada orangtua/wali. 

Tujuannya agar orangtua/wali tahu kronologis pelanggaran yang dilakukan anaknya sehingga tidak menyebabkan salah paham atau miskomunikasi, serta bisa mencari solusi bersama terkait pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh anak.

Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum orangtua/wali murid atau pelaporan ke polisi terhadap guru salah satu penyebabnya adalah miskomunikasi. Hanya mendengar infomasi sebelah pihak dari anak. Ditambah perangai orangtua/wali yang reaktif, arogan, temperamental, dan emosional semakin memperkeruh masalah. 

Oleh karena itu, orangtua/wali pun harus mampu berpikir, bersikap, dan bertindak secara objektif, bijaksana, dan proporsional dalam menyikapi dugaan kekerasan yang menimpa anaknya saat di sekolah.

(5) Siapkan data dan dokumen pembinaan siswa secara lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun