Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kaji Ulang Konsep dan Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

23 Oktober 2024   23:29 Diperbarui: 26 Oktober 2024   06:10 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila walau ada label Pancasilanya, tetapi pada praktiknya tidak mengedepankan 5 sila Pancasila sebagai nilai-nilai sentral. Sevara konsep, pada P5 dibuat dimensi, tema, elemen, dan subelemen Profil Pelajar Pancasila. Proyek kurang difokuskan sebagai sarana penguatan ideologi dan moral Pancasila, tetapi lebih kepada proyek atau aktivitas peserta didik yang dibungkus melalui beragam tema dan kegiatan. Hal ini yang dianggap keliru atau kurang tepat oleh sebagian pakar, praktisi, dan pengamat pendidikan.

Peserta didik lebih hapal yel-yel dan lagu profil pelajar Pancasila dibandingkan dengan sila-sila Pancasilanya itu sendiri. Hal ini cukup ironis karena di satu sisi yang dikedepankan adalah Pancasila, tetapi sila-sila Pancasilanya tidak menjadi inspirasi secara eksplisit dalam pelaksanaan proyek. Mungkin saja ada argumen atau pendapat bahwa materi Pancasila sudah ada pada pelajaran Pendidikan Pancasila (kegiatan intrakurikuler), tetapi pada jenjang PAUD tidak ada Pendidikan Pancasila.

Selain itu, pada jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/SMK/sederajat, walau ada mata pelajaran pendidikan Pancasila, materinya tidak hanya Pancasila saja, tetapi ada juga materi lainnya. Materi khusus Pancasila pun hanya terdapat pada bab tertentu saja dan tidak dipelajari pada setiap kelas.

Banyak pakar pendidikan berpendapat bahwa 5 sila Pancasila seharusnya yang menjadi titik sentral yang kemudian dikembangkan menjadi elemen, sub-elemen, atau indikator/subindikatornya. Tidak harus membuat yang baru yang kurang jelas atau kurang kuat landasan filosofis dan landasan teorinya. P5 yang hanya dilaksanakan sebagai program yang berorientasi pada dihasilkannya produk atau gelar karya berdampak tidak tercapainya penguatan nilai-nilai Pancasila yang hakiki.

Dulu, waktu orde baru, dikenal adanya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). 5 sila Pancasila dijabarkan menjadi butir-butir P4. Dibalik ada kekeliruan dalam pelaksanaannya, butir-butir P4 jelas sumber rujukannya, yaitu 5 sila Pancasila.

Secara konsep, P4 sudah bagus dan bisa diadaptasi serta bisa direvisi sesuai dengan kebutuhan, tetapi, kadang, diakui atau tidak, bangsa kita mengidap "alergi" sejarah atau "alergi" rezim sehingga enggan mengambil hal-hal yang baik dari masa kepemimpinan sebelumnya. Kadang khawatir tidak disebut kurang kreatif jika mengadaptasi konsep yang lama.

Pada SK Kepala BSKAP Nomor 009/H/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka pada bagian pendahuluan disebutkan bahwa Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Tidak secara eksplisit dinyatakan bahwa profil pelajar Pancasila adalah sarana untuk sosialisasi, internalisasi, dan membumikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa kepada peserta didik melalui beragam kegiatan.

Pada SK Kepala BSKAP Nomor 031/H/KR/2024 tentang Kompetensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada bagian konsiderannya hanya dicantumkan bahwa perlu ditetapkan kompetensi dan tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kemudian pada penjabaran dimensi, elemen, sub-elemennya tidak dikaitkan secara eksplisit dengan sila-sila Pancasila walaupun kalau secara implisit bisa saja dikait-kaitkan sila-sila Pancasila. Hanya, kalau secara implisit, peserta didik belum tentu memahami bahwa proyek yang dilakukannya tersebut dalam rangka penguatan nilai-nilai Pancasila. Hal yang diketahui oleh peserta didik, mereka hanya mengerjakan tugas proyek dari guru.

Secara konsep, memang hal-hal yang tercantum pada dimensi elemen, dan sub-elemen pelajar Pancasila dicantumkan hal yang baik dan ideal, panduan pengembangan P5 pun sudah dibuat oleh Kemdikbudristek.  Walau demikian, sebaiknya konsep dan implementasinya sebaiknya dikaji ulang. Hal ini didasari oleh kondisi empirik bahwa banyak sekolah dan guru yang secara teknis dan operasional bingung menerapkan P5.

Deskripsi yang tercantum pada alur pengembangan dimensi, elemen, dan sub-elemen sulit dipahami oleh guru atau fasilitator P5 karena terkesan rigid. Guru juga kesulitan menyandingkannya dengan tema atau proyek yang dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun