Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Cara Mendidik Guru Zaman Dulu untuk Inspirasi Guru Zaman Sekarang

13 Maret 2024   11:44 Diperbarui: 14 Maret 2024   03:24 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Maria Ulfa (31), guru honorer di SD Negeri 72 Banda Aceh, mengajar siswanya. (KOMPAS/ZULKARNAINI)

Mereka mendidik siswa dengan hati. Pembelajaran aktif pun sudah diperkenalkan melalui Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) walau mungkin dalam praktiknya masih ada hal yang belum optimal. Pembelajaran masih dominan berpusat kepada guru.

Guru zaman dulu, apalagi yang hidup di kampung hidup sederhana dan bersahaja. Mereka mengajar dari pagi hingga siang. Beres mengajar, mereka pulang ke rumah. Mereka kadang jalan kaki, pulang bersama dengan murid yang kebanyakan juga tinggal dalam kampung yang sama. 

Setelah mengajar, mereka pergi ke sawah atau ladang. Selain menjadi guru, mereka pun bertani. Mereka bekerja di sawah atau ladang sampai dengan sore. 

Bagi yang beragama Islam dan menguasai ilmu agama, pada waktu sore atau selepas waktu ashar, mereka pun banyak yang mengajar di "sekolah agama" atau pengajian. 

Mereka lakukan itu sampai dengan jelang datangnya waktu magrib. Selepas magrib, mereka pun mengajar mengaji anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.

Itulah aktivitas rutin guru zaman dulu. Karena intens-nya komunikasi dengan guru dan murid-muridnya baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun saat pengajian di kampung, guru dan murid kenal dekat. 

Di tengah kondisi ekonomi yang terbatas, mereka tetap hidup dengan damai. Tingkat stres kerjanya guru zaman dulu mungkin tidak setinggi yang dialami banyak guru zaman sekarang. 

Guru zaman dulu tidak membawa pekerjaan sekolah ke rumah. Tapi guru zaman sekarang, banyak yang membawa pekerjaan sekolah ke rumah. Dampaknya waktu untuk keluarga berkurang, guru-guru keteteran dalam mengatur waktu kerja dengan waktu untuk keluarga.

Zaman terus berkembang. Hal ini berdampak terhadap semakin tingginya tuntutan dunia pendidikan saat ini. Guru saat ini bukan lagi sebuah profesi yang "tenang" dan "nyaman". 

Profesi guru saat ini harus terus berpacu dengan waktu, menyesuaikan dengan dinamika dan tuntutan zaman. Konsekuensinya, guru harus keluar dari zona nyaman, mau belajar, dan mau mengembangkan kompetensinya. Belum lagi tuntutan administrasi dan beragam aplikasi yang harus diisi menyebabkan guru harus semakin ketat dalam mengatur waktunya.

Guru zaman dulu maupun guru zaman sekarang tantangannya bisa saja beda tetapi substansi tugasnya sama yaitu mengajar dan mendidik setiap peserta didiknya. Kebaikan dan karakter positif dari guru zaman dulu yang bisa diadopsi dan diadaptasi oleh guru zaman sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun