Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Berdiferensiasi Mewujudkan Pembelajaran yang Ramah Anak

18 Juli 2023   03:47 Diperbarui: 18 Juli 2023   15:24 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru mengajar (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI via KOMPAS.com)

Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu mengidentifikasi karakter, kebutuhan dan gaya belajar peserta didik melalui asesmen diagnostik atau juga disebut awal. Hasil dari asesmen diagnostik dijadikan dasar bagi guru untuk memetakan kemampuan awal, hambatan belajar, kebutuhan belajar, dan gaya belajar peserta didik.

Asesmen diagnostik meliputi asesmen diagnostik kognitif yang fokus pada identifikasi pengetahuan awal peserta didik dan asesmen diagnostik non-kognitif yang fokus untuk mengetahui kondisi psiko-sosial dan emosional peserta didik. Bentuk instrumen asesmen diagnostik kognitif misalnya tanya jawab, soal pre test, kuis, atau games. 

Sedangkan instrumen asesmen diagnostik non-kognitif misalnya wawancara, observasi, penilaian diri, penilaian orang tua, atau penilaian teman. Bisa juga guru mempelajari dokumen nilai atau buku rapor, informasi dari guru, wali kelas, guru BK pada kelas atau jenjang sebelumnya untuk mengetahui kemampuan awal dan kesejahteraan psikologis peserta didik.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru menerapkan strategi dan layanan pembelajaran yang beragam untuk menuju tujuan yang sama, yaitu tercapainya kompetensi pembelajaran.Ada 4 strategi yang bisa digunakan, yaitu:

(1) strategi berbasis konten (isi materi pelajaran yang beragam), (2) strategi berbasis proses (model, strategi, dan metode pembelajaran yang beragam), (3) strategi berbasis produk (anak mempelajari materi yang sama tetapi wujud produk hasil belajarnya beragam), dan (4) strategi berbasis lingkungan belajar (belajar di dalam kelas atau luar kelas, belajar secara luring, daring, campuran daring-luring).

Terkait gaya belajar, ada 3 jenis gaya belajar yang dominan dimiliki oleh peserta didik, yaitu (1) auditori, (2) visual, dan (3) kinestetik. Anak yang memiliki gaya belajar auditori lebih cepat memahami materi melalui indera pendengaran (telinga). Anak yang memiliki gaya belajar visual lebih cepat memahami materi melalui indera penglihatan (mata), sedangkan anak yang memiliki gaya belajar lebih cepat memahami materi melalui gerakan anggota tubuh, praktik, atau membuat sebuah produk.

Gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik perlu diidentifikasi oleh guru sebelum kegiatan belajar dilaksanakan agar guru dapat memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi misalnya seperti tanya jawab, angket, atau mengamati kebiasaan anak didiktnya.

Ketiga gaya belajar tersebut pada dasarnya bisa saja semuanya diperlihatkan atau dipergunakan oleh seorang peserta didik sesuai dengan konteks dan kebutuhannya, tetap dari ketiga gaya belajar tersebut, ada satu gaya belajar yang paling dominan diperlihatkan dan disenanginya. 

Intinya, apapun gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik, guru harus memfasilitasi proses pembelajaran yang mengakomodir ketiga gaya belajar tersebut. Hal ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari strategi pembelajaran berdiferensiasi.

Berdasarkan kepada uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berupaya mewujudkan pembelajaran yang ramah anak dengan segala keunikan dan keberagaman kecerdasan yang dimiliknya. Peserta didik tidak akan ingat setiap materi yang diajarkan oleh gurunya, tetapi akan selalu ingat perlakuan yang pernah diberikan kepada guru terhadap mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun