Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

8 Paradigma Baru Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka

20 Februari 2023   07:03 Diperbarui: 30 Maret 2023   14:29 3940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuannya agar peserta didik dapat menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks dan memerlukan daya analisis yang kuat. Hal ini sebagai bekal bagi mereka dalam menyongsong masa depan yang semakin penuh dengan tantangan.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu bentuk dari keterampilan abad 21 yang terdiri dari 4 hal, yaitu; (a) komunikasi, (b) kolaborasi, (c) berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, (d) kreatif dan inovatif. 

Era revolusi industri 4.0 yang dilanjut dengan era masyarakat sipil 5.0 serta situasi zaman yang semakin kompleks sangat memerlukan manusia-manusia yang memiliki keterampilan abad 21 tersebut. 

Pada proses pembelajaran, metode proyek, inquiry, discovery, pembelajaran berbasis masalah, dan penyelesaian masalah bisa menjadi sarana bagi guru untuk menanamkan 4 kecakapan abad 21 tersebut.

Menghargai Keberagaman Karakter, Gaya Belajar, Minat, dan Kebutuhan Belajar Peserta Didik

Setiap peserta didik adalah unik. Mereka memiliki kecerdasan, karakteristik, gaya belajar, minat, dan kebutuhan belajar yang beragam. 

Oleh karena itu, guru diharapkan bisa mengidentifikasi keunikan-keunikan tersebut melaui asesmen diagnostik agar bisa memberikan layanan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setiap peserta didiknya. Inilah yang disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi.

Adanya keunikan dan perbedaan karakter, minat, gaya belajar, dan kebutuhan belajar peserta didik berkonsekuensi guru harus menyusun skenario dan strategi yang beragam dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuannya agar setiap peserta didik mendapatkan layanan pendidikan secara adil, proporsional, dan tidak ada yang tertinggal karena sekali lagi, fokus layanan pembelajaran adalah untuk murid, murid, dan murid.

Strategi pembelajaran berdiferensiasi yang bisa diterapkan oleh guru ada 4, yaitu; (a) berbasis konten (isi/materi pelajaran), (b) berbasis proses, (c) berbasis produk, dan (d) berbasis lingkungan belajar. 

Strategi pembelajaran berdiferensiasi berbasis konten (isi/materi pelajaran) pada intinya adalah guru menyajikan materi melalui beragam media pembelajaran sesuai dengan gaya belajar peserta didiknya. Gaya belajar peserta didik diantaranya gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun