Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merancang, Melaksanakan, dan Melakukan Asesmen Pembelajaran Berdiferensiasi

25 Desember 2022   22:40 Diperbarui: 26 Desember 2022   04:24 3850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Tomlinson, ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru saat akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu: (1) rancang pelajaran berdasarkan gaya belajar siswa. (2) kelompokkan siswa menurut minat, topik, atau kemampuan yang sama untuk tugas. (3) menilai pembelajaran siswa menggunakan penilaian formatif. (4) mengelola kelas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, dan (5) terus menilai dan menyesuaikan isi pelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa.

Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik menjadi "pintu gerbang" bagi guru untuk mengetahui kemampuan awal, profil, dan mengidentifikasi karakter setiap peserta didiknya. Asesmen diagnostik terdiri dari 2 jenis, yaitu; (1) asesmen diagnostik kognitif dan (2) asesmen diagnosik non-kognitif. 

Asesmen diagnostik kognitif bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal dan kesulitan belajar peserta didik. Bentuknya bisa pre test, tanya jawab, atau curah pendapat (brainstorming) terkait materi yang akan dipelajari oleh peserta didik. 

Asesmen diagnostik non-kognitif bertujuan untuk mengetahui minat, gaya belajar, kondisi psikologis, kondisi sosial, dan latar belakang peserta didik. Bentuknya bisa angket, wawancara, studi dokumentasi, observasi, kuis, emoticon yang menunjukkan kondisi emosional  peserta didik, dan sebagainya. Data hasil asesmen diagnostik akan menjadi bahan yang sangat berharga bagi guru untuk menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.

Perencanaan Pembelajaran Berdiferensiasi

Perencanaan pembelajaran berdiferensiasi disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang saat disebut dengan Modul Ajar (MA). RPP disusun sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. 

Kemdikbud sudah memberikan contoh RPP. Walau demikian, guru diberikan kebebasan dalam membuat format RPP tersebut sesuai dengan kebutuhan. Intinya, RPP bisa dipahami, ringkas, sederhana, dan secara teknis bisa dilaksanakan.

Secara umum, RPP terdiri dari informasi terkait identitas mata pelajaran, kompetensi yang diharapkan dicapai, tujuan pembelajaran, metode, alat peraga/ media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup), dan asesmen pembelajaran.

Terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi, pada RPP, guru sebaiknya memberikan catatan terkait dengan sasaran peserta didik, apakah peserta didik yang umum (reguler) atau peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. 

Materi ajar ditujukan untuk peserta didik yang memiliki karakteristik atau gaya belajar seperti apa. Apakah auditori, visual, kinestetik, atau untuk semua gaya belajar? Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang akan dilakukan? Apakah berbasis konten, proses, produk, lingkungan belajar, atau menggunakan lebih dari 1 strategi? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun