Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Pascapembagian Rapor

8 Januari 2022   17:42 Diperbarui: 9 Januari 2022   22:36 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan belajar di kelas.| | Sumber: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN

Bagi Guru

Pencapaian nilai rapor bagi guru bisa menjadi bahan refleksi berkaitan dengan strategi pembelajaran yang dilakukannya kepada peserta didik. Setiap guru tentu berharap agar strategi pembelajaran yang digunakannya dapat diterima dan dipahami oleh para peserta didiknya, tetapi pada kenyataannya mungkin saja justru yang terjadi sebaliknya. 

Ada beberapa bahkan cukup banyak peserta didik yang kurang bisa menerima dan kurang memahami strategi yang digunakan oleh guru. Hal tersebut dapat terlihat selama proses pembelajaran cenderung pasif, nilai ulangan yang rendah, jumlah peserta didik yang mengumpulkan jauh di bawah harapan.

Bagi guru yang berjiwa reflektif, jika ada peserta didik yang mendapatkan nilai rendah atau banyak yang belum mengumpulkan tugas, dia akan berpikir apa penyebabnya. 

Apakah strategi pembelajaran yang diterapkannya kurang efektif? Apakah penjelasannya kurang dipahami peserta didik? Apakah tugas yang diberikannya terlalu sulit? 

Apakah tugas yang diberikannya terlalu banyak? Mengapa peserta didik kurang respon terhadap materi yang diberikannya selama pembelajaran? Dan sebagainya.

Proses pembelajaran terlihat seperti aktivitas yang sederhana, padahal merupakan hal yang kompleks. Intinya, tidak mudah menjadi guru. Harus bisa mengakomodir beragam gaya belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. 

Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang memiliki gaya belajar visual (lebih cepat memahami materi dengan melihat benda, gambar, video), gaya auditory (lebih cepat memahami materi jika belajar melalui pendengaran), dan gaya kinestetik (lebih cepat memahami materi jika belajar melalui gerakan).

Aktivitas dan antusiasme peserta didik dalam pembelajaran, selain disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat objektif, mungkin juga disebabkan oleh faktor yang bersifat subjektif. 

Misalnya kurang suka terhadap mata pelajarannya, dan kurang suka terhadap gaya mengajar gurunya, kurang suka terhadap gaya komunikasi guru, apatis karena guru pernah mempermalukannya di hadapan peserta didik yang lain, dsb.

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada semester berikutnya ada baiknya guru bertanya atau membuat angket yang ditujukan kepada para peserta didiknya pembelajaran yang seperti apa yang diharapkan oleh peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun