Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peningkatan Kemampuan Public Speaking Peserta Didik

13 November 2021   17:36 Diperbarui: 14 November 2021   17:10 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Anda para guru, pernahkah Anda meminta peserta didik Anda untuk bertanya, menyampaikan pendapat, atau saat disuruh tampil ke depan kelas, tapi peserta didik tersebut tidak mau melakukannya dengan berbagai alasan seperti malu, kurang percaya diri, tidak bisa, takut salah, takut dirundung oleh teman sekelasnya, dan sebagainya?

Di balik beragam alasan tersebut, menurut saya, akar masalahnya adalah rendahnya kemampuan berbicara di depan umum yang lebih dikenal sebagai public speaking sehingga peserta didik menjadi minder saat diminta oleh guru tampil di depan kelas.

Mengapa kemampuan public speaking seorang peserta didik rendah? Menurut saya penyebabnya beragam. Mulai dari karakter dasar orangnya yang pendiam, pribadinya cenderung tertutup (introvert), tidak dibiasakan atau membiasakan diri bicara di depan publik minimal di lingkungan keluarga dan teman bermainnya, tertekan karena hidup dalam keluarga yang kurang demokratis, guru yang kurang memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat saat KBM, punya pengalaman buruk seperti pernah menyampaikan pendapat justru di-bully, dipermalukan, atau justru diserang balik sehingga yang bersangkutan kapok dan tidak mau menyampaikan pendapat lagi.

Walau demikian, di dalam sebuah kelas, biasanya ada peserta didik tertentu yang bawel, senang berkomentar, senang nyeletuk dengan penuh percaya diri bahkan suka membuat kurang nyaman suasana di dalam kelas karena kesannya mengganggu suasana pembelajaran.

Hal tersebut dalam konteks public speaking adalah potensi yang bisa dikembangkan karena peserta didik tersebut sudah punya modal bicara di depan publik. Tinggal yang bersangkutan diarahkan untuk berbicara secara baik dan santun.

Berbicara di depan umum memang perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan penguasaan materi yang akan disampaikan, kesiapan mental, maupun penguasaan panggung. Sehebat apapun ahli bicara di depan publik, pada awalnya dia pasti pernah gemetaran, ucapannya belepotan, jantungnya dag dig dug, nge-blank, bingung apa yang harus dikatakan, muncul keringat dingin sehingga mentalnya menjadi down. 

Walau demikian, dia terus berlatih, sering tampil sambil meningkatkan kemampuan penguasaan materi, meningkatkan penguasaan panggung, dan menguatkan mentalnya sehingga pada akhir terbiasa dan menjadi piawai saat bicara di depan publik. Dengan kata lain, jam terbang akan menentukan kelancaran seseorang berbicara di depan publik.

Bagaimana cara guru atau sekolah meningkatkan kemampuan public speaking peserta didik?

Menurut saya ada beberapa cara yang bisa dilakukan.  Diantaranya; (1) menciptakan suasana belajar yang dialogis, partisipatif, dan komunikatif, (2) menerapkan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk berdikusi, curah pendapat, debat, dan presentasi, (3) mendorong peserta didik untuk aktif berorganisasi seperti menjadi pengurus OSIS, (4) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memandu acara di kelas atau di sekolah, (5) menyelenggarakan lomba pidato, debat, stand up comedy peserta didik dalam satu kelas atau antarkelas, (6) mengikusertakan peserta didik dalam lomba pidato atau debat antarsekolah.

Tidak tertutup kemungkinan ada peserta didik yang berminat untuk mendalami ilmu public speaking. Oleh karena itu, sekolah pun bisa saja membuka kegiatan ekstrakurikuler public speaking untuk menyalurkan minat peserta didik pada bidang tersebut. Dunia public speaking tidak melulu kaitannya dengan soal bicara di depan publik, tetapi hal tersebut ada kaitannya dengan bagaimana cara melapalkan huruf-huruf baik huruf vokal maupun konsonan, pilihan kata (diksi), intonasi (volume suara), bahasa tubuh, raut muka, cara berpenampilan, penguasaan diri, penguasaan massa, guyonan yang dijadikan sebagai "bumbu" saat presentasi, dan sebagainya. Bahkan pada dunia profesional ada khusus diklat public speaking. Pelatihnya dari kalangan profesional dan telah tersertifikasi.

Adalah benar tidak setiap peserta didik memiliki bakat atau kemampuan yang untuk bicara di depan publik secara fasih dan penuh percaya diri. Walau demikian, dengan adanya model pembelajaran, wadah, dan kegiatan untuk mengasah kemampuan public speaking peserta didik, maka berpotensi melahirkan cukup banyak peserta didik yang memiliki kemampuan public speaking.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun