MEWUJUDKAN KARAKTER PELAJAR PANCASILAIS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA
Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis Buku Kajian Pancasila Kontemporer)Â
Â
Berbagai program dan kebijakan Kemdikbud saat ini bermuara kepada terbentuknya karakter pelajar Pancasilais. Intinya dari proses pendidikan lahir sosok manusia yang mengetahui, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi, pandangan hidup, dan dasar negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Penyertaan nama "Pancasila" dalam profil pelajar Indonesia mungkin tujuannya agar para peserta didik familiar dengan nama Pancasila mengingat sekian belas tahun pascareformasi, generasi muda kurang familiar bahkan jauh dari Pancasila sehingga jangan memahami dan mengamalkan, sekadar hapal sila-sila Pancasila saja banyak yang tidak bisa. Â
Profil Pelajar Pancasila adalah pendidikan karakter versi Indonesia. Ada 6 (enam) profil Pelajar Pancasila(is), yaitu: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong royong, (4) kreatif, (5) bernalar kritis, dan (6) mandiri. Salah satu bentuk penanamakan nilai-nilai Pancasila adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Sejalan dengan implementasi kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.
Pada lampiran Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan potensi peserta didik, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain. Disamping itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi bakat, minat, dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda.
Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan esktrakurikuler wajib ditetapkan melalui Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa "Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan."Â
Pendidikan kepramukaan sangat kental dengan upaya penumbuhan karakter pelajar Pancasilais. Ada beberapa nilai yang ditanamkan melalui pendidikan kepramukaan, seperti; religiusitas, cinta tanah air, solidaritas sosial-kemanusiaan, saling menghormati, saling menghargai, toleransi, gotong royong, kerja sama, mencintai lingkungan alam, mandiri, pemberani, tangguh, kreatif, tanggung jawab, tahan terhadap kesulitan, disiplin, kepemimpinan, dan sebagainya.
Pendidikan kepramukaan disamping mengajarkan pengetahuan seputar kepramukaan, juga menguatkan sikap serta membekali peserta didik dengan keterampilan hidup atau keterampilan sosial. Hal ini dipertegas dalam dasa darma pramuka, sebagai berikut: (a) takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; (c) patriot yang sopan dan kesatria; (d) patuh dan suka bermusyawarah; (e) rela menolong dan tabah; (f) rajin, terampil, dan gembira; (g) hemat, cermat, dan bersahaja; (h) disiplin, berani, dan setia; (i) bertanggung jawab dan dapat dipercaya; dan (j) suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan ekstrakurikuler pramuka perlu benar-benar diotimalkan oleh sekolah untuk mewujudkan karakter pelajar Pancasilais tersebut. Perlu ada sosialisasi, khususnya kepada peserta didik baru tentang tujuan dan manfaat dari bergabung dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Walau sifatnya ekstrakurikuler tersebut wajib diikuti oleh peserta didik, tapi belum tentu setiap peserta didik berminat mengikutinya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat peserta didik mengikuti ekstraurikuler pramuka, pada Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) perlu dipamerkan berbagai keunggulan ekstrakurikuler pramuka dan berbagai prestasi yang telah dicapai oleh ekstrakurikuler pramuka di sekolah tersebut.
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler. Model Blok merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum. Model Aktualisasi merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. Model Reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di gugus depan. Apapun model yang digunakan, intinya, model tersebut saling melengkapi dan menguatkan antara satu dengan yang lainnya.
Sesuai dengan prinsip kegiatan ekstrakurikuler yaitu partisipasi aktif dan menyenangkan, maka ekstrakurikuler pramuka tentunya dapat mewujudkan dua prinsip tersebut. Latihan yang dilakukan secara terjadwal, kegiatan upacara, bakti sosial, kegiatan berkemah, atau jambore adalah berbagai kegiatan yang diikuti secara aktif dan menyenangkan oleh para pesertanya.
Pada saat latihan atau upacara aspek disiplin, tanggung jawab, kepemimpinan, dan nasionalisme dapat diasah. Pada saat kegiatan kemah atau jambore, para peserta yang berasal dari berbagai sekolah, berbagai daerah, bahkan berbagai negara dapat bertemu. Membangun sikap saling menghargai, saling menghormati, kerjasama, berkompetisi secara sehat, membangun harmoni dalam berbedaan, dan sebagainya.
Kegiatan kemah biasanya disertai dengan tradisi api unggun. Api unggun biasanya dinyalakan pada waktu malam hari. Para peserta atau anggota pramuka berdiri mengelilingi api unggun tersebut. Pada acara tersebut dibangun keakraban, kekeluargaan, dan kebersamaan diantara mereka. Acara diisi dengan renungan, hiburan, dan pentas seni. Intinya, bagaimana caranya supaya para peserta bisa mengambil pelajaran atau makna dari kegiatan tersebut.
Dalam konteks pembelajaran, inilah yang disebut dengan pembelajaran reflektif kontekstual. Peserta didik belajar dari alam, belajar dari lingkungan, beajar dari hewan dan tumbuhan, belajar dari sesama manusia itu sendiri. Kegiatan pramuka menjadikan lingkungan hidup sebagai sebuah sekolah yang besar dan banyak memberikan pelajaran. Dengan demikian, maka dia akan merasakan manfaat dari keikutsertaannya pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Orang yang pernah bergabung dengan pramuka biasanya memiliki mentalitas yang lebih kuat dibandingkan dengan yang tidak pernah bergabung dengan pramuka karena mereka telah digembleng, terbiasa menghadapi tantangan dan kesulitan, serta berlatih menyelesaikan masalah yang dihadapi baik secara mandiri maupun secara berkolaborasi. Pengalaman di pramuka pun menjadi bekal untuk menunjang karir seseorang di masa depan. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H