Untuk menyiasati kondisi PJJ yang penuh tantangan, guru-guru menyusun rencana pembelajaran dengan meggunakan model pembelajaran berbasis projek. Guru dari 11 mata pelajaran berkolaborasi membuat sebuah proyek pembelajaran bersama. Hal ini disamping memudahkan para guru, juga bisa meringankan beban tugas untuk peserta didik. Intinya, dimana ada kemauan, di situ ada jalan. Hal tersebut telah dilakukan guru-guru SMPN 4 Cikalong Wetan melalui proyek PJJ yang telah dilakukan oleh mereka.
Membangun kolaborasi bukan hal yang mudah, apalagi dengan melibatkan banyak orang. Mengapa? Karena semakin banyak orang yang terlibat, akan semakin banyak pemikiran yang muncul. Kadang suka terjadi deadlock karena tercapai kesepakatan. Perlu kedewasaan berpikir, saling menghormati, dan saling memahami antarpihak yang terlibat.
Saya berdecak kagum saat menonton video pembelajaran berbasis proyek tersebut. Saya pun terharu karena dalam keterbatasan, mereka tidak patah semangat, tetapi mereka tetap berupaya mencari solusi. Berdasarkan presentasi dari para peserta didik yang ada pada video tersebut, saya melihat mereka melakukan proyek dengan penuh keseriusan, kesungguhan, dan suka cita. Para orang tua peserta didik ikut dilibatkan dalam pengerjaan proyek anak-anaknya. Bagi saya, ini menjadi sebuah terobosan yang menarik dan patut dicontoh oleh guru-guru yang lainnya.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menjadi semangat yang terus dikembangkan dalam pengelolaan dan peningkatan mutu sekolah. Selain bermitra dengan Komite Sekolah, sekolah ini bermitra dengan pemerintah desa Ganjarsari, Muspika Kecamatan Cikalong Wetan (camat, Polsek, koramil), Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat, SMAN 1 Cikalong Wetan, SMAN 2 Padalarang, PT Ameya Living Style Indonesia, PT BJB Cirata, dan Perkebunan PTP VIII Panglejar. Peningkatan mutu sekolah memang tidak bisa hanya dilakukan oleh satuan pendidikan, tetapi perlu merangkul berbagai mitra (stakeholder). Kemitraan SMPN 4 Cikalong Wetan dengan berpakai pihak tersebut merupakan wujud pengembangan Kompetensi kewirausahaan (entepreneurship) kepala sekolah dan bentuk komunikasi yang kondusif antara sekolah dengan mereka.
Prestasi yang dicapai oleh sekolah ini bukan hanya diraih oleh individu saja, tetapi juga diraih oleh sekolah secara institusional. Tahun 2019 sekolah ini mendapatkan penghargaan sekolah Adiwiyata dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat. Hal ini tidak lepas dari kerja keras dan kerja sama pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut. Prestasi ini menjadi modal yang penting bagi sekolah untuk bisa melaju menjadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi bahkan tingkat nasional. Penataan lingkungan sekolah memang menjadi salah satu hal penting yang perlu terus dilaksanakan oleh sekolah ini. Saya yakin, dengan semangat tinggi yang dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan dan implementasi MBS yang efektif, sekolah ini akan menjadi sekolah yang semakin rapi, indah, dan sehat, serta mencapai berbagai prestasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka saya berpendapat bahwa SMPN 4 Cikalong Wetan layak disebut sebagai sekolah para pejuang dan penggerak pendidikan. Sekolah ini patut dapat apresiasi dan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya. Keterbataan tidak menjadi penghalang bagi untuk tetap berkarya dan berprestasi. Salut!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI