Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghidupkan Ekonomi Rakyat pada Masa Pandemi dengan Membeli ke Pedagang Keliling atau Warung Tetangga

19 Desember 2020   23:28 Diperbarui: 19 Desember 2020   23:43 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangankan untung, modalnya saja tidak kembali. Para pedagang kecil banyak yang menjadi sasaran rentenir atau "bank emok". Mereka meminjam untuk modal usaha. Ada yang usahanya lancar dan bisa mencicil pinjaman, tetapi ada juga yang justru semakin terjerat hutang.

Selain pedagang keliling, yang tidak boleh dilupakan pun adalah warung tetangga. Mereka pun sama-sama menantikan pembeli, sama ingin dagangannya laku, sama-sama berharap keuntungan untuk meneruskan usaha dan kehidupannya. Jangan suka menawar atau bahkan ngutang ke warung tetangga. Kasihan. Modal mereka sedikit. Kalau banyak yang ngutang, usahanya bisa bangkrut.

Kadang orang dengan suka cita mengeluarkan uang ratusan ribu untuk belanja di mini market. Para pembeli pun tergiur oleh barang-barang promo atau diskon yang ditawarkan toko. Awalnya tidak berniat untuk membeli, tetapi karena promo atau diskon, maka dia pun akhirnya membelinya walau tidak terlalu membutuhkan.

Kondisi pandemi dimana banyak yang terjadi PHK dan buruh yang dirumahkan, banyak diantaranya yang banting setir menjadi pedagang, baik dagang secara konvensional atau dagang di media sosial atau online shop. Intinya hal ini dilakukan untuk mempertahankan hidup.

Walau pun pemerintah memberikan bantuan sosial (bansos) bagi warga miskin atau yang terkena PHK, tetapi hal tersebut tidak mencukupi seluruh kebutuhannya. Mereka perlu mencari nafkah sendiri agar dapur tetap bisa ngebul.

Gerakan belanja ke warung tetangga atau pembeli asongan sebenarnya sudah dikampanyekan sekian tahun yang lalu, tetapi, pada kondisi saat ini, hal tersebut menjadi sarana untuk saling membantu dan menggerakkan ekonomi rakyat yang terpuruk.

Dengan membeli dagangan dari watung tetangga atau pedagang asongan yang datang ke rumah-rumah (jika kita memiliki uang tentunya) sama saja dengan menyambung hidup mereka beserta keluarganya. Wallaahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun