FAKTA, KONSEP, PROSEDUR, DAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARANÂ
Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis Buku Strategi Pembelajaran Abad 21 dan HOTS)
Â
Dalam sebuah pembelajaran yang berorientasi kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), guru bukan hanya mengarahkan peserta didik untuk memahami fakta, konsep, dan prosedur, tetapi juga metakognitif. Kalau untuk memahamkan peserta didik tetang tentang fakta, konsep, dan prosedur kepada peserta didik, saya kira para guru dapat relatif mudah melakukannya, tetapi untuk memahamkan tentang metakognitif, guru perlu memiliki kemampuan khusus, karena metakognitif adalah hal yang "abstrak" dan "high context".
Saya telah membaca beberapa tulisan atau referensi tentang metakognitif, tetapi ternyata relatif sulit dipahami, penjelasannya muter-muter, masing mengawang-awang, tidak memberikan contoh yang konkrit, sehingga tulisan-tulisan tersebut harus dicerna kembali, lalu diambil substansinya. Mungkin hal ini disebabkan karena keterbatasan pemahaman saya terkait metakognitif.
Metakognitif terdiri dari dua suku kata, yaitu meta yang artinya setelah dan kognitif yang artinya mengetahui. Jadi, metakognitif diartikan "setelah berpikir". Definisi populer metakognitif adalah berpikir tentang berpikir (thinking about thinking). Metakognitif adalah kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran suatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan dan kemampuan menilai kemauan belajar sendiri. (https://fatkhan.web.id).
Metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. (https://sahabatguru.wordpress.com).
Untuk memudahkan pembaca memahami fakta, konsep, prosedur, dan metakogntif dalam pembelajaran, saya mencoba menggunakan analogi kasus "lantai kotor". Fakta adalah sesuatu yang nyata, sesuatu yang dapat dilihat dengan kasat mata dan dapat digunakan untuk memperkuat data dan informasi yang telah ada. Misalnya, saya melihat dengan dan kepala saya sendiri sebuah lantai yang kotor. Debu yang tebal menempel pada permukaannya.
Konsep berkaitan dengan pengertian, definisi, dan teori-teori tentang sebuah ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan contoh di atas, saya tahu bahwa lantai yang kotor bisa jadi sumber penyakit, saya tahu bahwa kebersihan adalah sebagian daripada iman, saya tahu perlunya menjaga kebersihan lingkungan agar bisa hidup sehat, saya tahu bahwa debu di atas lantai tersebut harus dibersihkan, dan saya tahu bahwa lantai yang bersih akan nyaman digunakan.
Prosedur kaitannya dengan cara atau langkah-langkah dalam melakukan suatu pekerjaan. Terkait dengan contoh di atas, saya tahu bahwa membersihkan debu di atas lantai memerlukan sapu dan lap pel yang bersih. Debu-debu tersebut disapukan dari dalam ruangan ke luar ruangan atau dikumpulkan di satu sudut tertentu. Saya tahu bahwa cara mengepel lantai yang baik selain pelnya harus bersih, harus dibilas dengan air bersih kalau lap pelnya kotor, menggunakan cairan pembersih lantai agar selain lantainya bersih, juga wangi, dan jangan menginjak lantai yang masih basah.