Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fakta, Konsep, Prosedur, dan Metakognitif dalam Pembelajaran

14 Desember 2020   15:29 Diperbarui: 14 Desember 2020   16:11 4108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metakognitif intinya adalah bagaimana seseorang bisa peka, cepat bertindak, merencanakan sebuah alternatif solusi, menyusun tujuan, memperkirakan dampak, dan manfaat dari keputusan atau tindakan yang dilakukannya, serta refleksi pascamelakukan solusi. Misalnya, dilandasi oleh fakta adanya lantai kotor, banyak debu di atasnya, saya merasa tidak nyaman melihatnya, bisa berisiko mengganggu kesehatan saya dan orang lain yang ada di sekitar lantai kotor tersebut, dan mengganggu keindahan. Dilandasi oleh kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan serta manfaat yang akan dirasakan, plus saya pun terbiasa membersihkan lantai rumah yang kotor, maka tanpa harus dipaksa atau terpaksa, atas inisiatif sendiri mencari atau mengambil sapu dan lap pel untuk membersihkan lantai yang kotor.

Saya tidak complain terkait kondisi lantai yang kotor, saya tidak perlu mencari-cari siapa petugas yang bertanggung jawab membersihkan lantai kecuali memang benar-benar diperlukan, tidak perlu memosting foto lantai kotor tersebut di media sosial, dan tidak mengeluhkan kondisi lantai tersebut, karena saya sadar hal tersebut bukan solusi yang baik dan efektif.

Setelah saya membersihkan lantai kotor tersebut, saya merefleksi bahwa  masyarakat harus terus diingatkan dan diedukasi untuk menjaga kebersihan lantai tersebut dengan cara tidak membawa alas kaki ke lantai atau kalau boleh masih menggunakan alas kaki, dia membersihkan alas kakinya terlebih dahulu. Jika setiap orang memiliki kesadaran yang sama terkait dengan kebersihan, hal tersebut bisa membantu meringankan tugas dari para petugas yang biasa membersihkan lantai tersebut.

Metakognitif adalah pengetahuan setelah pengetahuan (kognitif) dalam diri seorang manusia yang dilandasi oleh kesadaran (afektif) untuk melakukan inisiatif pengambilan solusi dan didukung kemampuannya untuk beraksi (psikomotor). Dengan kata lain, metakognitif dalam pemahaman saya adalah sebuah KEPEKAAN, KESADARAN, dan INISIATIF dalam menyelesaikan masalah sebagai hasil dari proses belajar.

Mungkin saja ada ahli, pakar, atau praktisi pendidikan yang kurang sepakat dengan ilustrasi dan penjelasan yang saya sampaikan di atas. Hal itu bagi saya sah-sah saja. Saya akan senang sekali jika mereka bisa memberikan deskripsi dan contoh yang lebih konkrit yang menggabungkan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif yang bisa dipahami baik oleh saya maupun oleh pembaca lainnya.

Kalau mengacu kepada tujuan sebuah proses pembelajaran, diharapkan dihasilkannya peserta didik yang kompeten pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Kalau seorang peserta didik sudah sampai kepada tahap metakognitif, menurut saya, dia bisa merepsentasikan kompetensi ada ketiga ranah tersebut.

Kalau peserta didik sudah bisa masuk tepat waktu, mengikuti belajar dengan antusias dan  disiplin, mengumpulkan tugas-tugas tepat waktu, inisiatif membuat produk dan proyek pembelajaran, kalau mau upacara bendera tidak harus disuruh-suruh oleh guru untuk berkumpul di lapangan upacara, inisiatif membersihkan toilet yang kotor, berprestasi baik dalam akademik maupun nonakademik, hal-hal tersebut menjadi indikator bahwa peserta didik sudah menguasai level metakognitif.

Level pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, dan prosedur, dan metakognitif terintegrasi dalam proses pembelajaran dan dikaitkan dengan level proses berpikir mulai dari C-1 (mengetahui), C-2 (memahami), C-3 (menerapkan) yang masuk kategori Lower Order Thinking Skills/LOTS, lalu C-4 (menganalisis), C-5 (mengevaluasi) dan C-6 (mencipta) yang masuk kategori Higher Order Thinking Skills/HOTS. Hal ini bukan hal yang mudah bagi guru, tetapi bisa menjadi tantangan yang mengasyikkan bagi mereka.

Adalah hal yang baik guru belajar teori seputar fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif dalam pembelajaran dari berbagai referensi, dan akan lebih baik lagi kalau ditindak lanjuti dengan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, yaitu pembelajaran yang memberikan pengalaman berharga bagi mereka sebagai bekal dalam menjalani kehidupan di masa kini dan masa depan. Wallaahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun