Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peningkatan Mutu Literasi untuk AKM yang Bermutu

23 November 2020   08:57 Diperbarui: 23 November 2020   09:02 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL), menyingkap/menemukan (inquiry/discovery), dan pembelajaran berbasis masalah (project based learning/PjBL) atau model pembelajaran yang lainnya bisa digunakan oleh guru untuk mewujudkan hal tersebut.

Model-model pembelajaran tersebut telah banyak dilatihkan seiring dengan diimplementasikannya Kurikulum 2013 (K-13). Selain itu, para guru pun telah dilatih mengimplementasikan pendekatan saintifik (ilmiah) yang disebut 5 M, yaitu (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasikan/menalar, dan (5) mengomunikasikan. 

Hal tersebut adalah bentuk upaya untuk menumbuhkembangkan budaya literasi, karena siswa didorong untuk aktif menjadi subjek belajar. Pengalaman belajar menjadi hal yang sangat berharga bagi mereka untuk membangun makna dari materi yang telah dipelajari. Inilah yang disebut sebagai pembelajaran konstruktivisme.

Dalam proses pembelajaran, para siswa dirangsang atau dipancing untuk menyampaikan gagasan, pendapat, kritik, atau didorong untuk mengerjakan sebuah proyek sebagai bentuk kreativitas mereka. Dengan demikian, mereka akan terbiasa melakukan langkah-langkah yang bersifat saintifik dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Jelang AKM, jangan sampai guru-guru mengambil jalan pintas, yaitu men-drill siswa untuk soal-soal latihan, sedangkan proses pembelajaran yang merangsang kemampuan berpikir kritis kurang diperhatikan. 

Men-drill siswa dengan soal-soal latihan, menurut saya hanya untuk kepentingan jangka pendek saja, bukan bertujuan untuk menghasilkan siswa yang literat dan memiliki kemampuan berpikir kritis, sedangkan AKM tumpuannya kepada proses pembelajaran, bukan sekadar ingin melihat hasil belajar.

AKM bukan tujuan akhir, tetapi merupakan tujuan antara untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berdampak terhadap peningkatan prestasi siswa. Ayo tingkat mutu literasi menuju AKM yang bermutu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun