Survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga menyatakan bahwa para peserta didik dan orang tua sudah merasa bosan dan jenuh dengan PJJ. Bahkan ada peserta didik sudah ada yang bekerja dan menikah karena mereka sudah bosan dengan PJJ. Para guru pun sebenarnya banyak yang sudah bosan dengan PJJ.Â
Ada hal yang berkurang dari PJJ tersebut, yaitu tidak ada interaksi secara langsung (tatap muka) antara guru dan peserta didik. Hal ini berdampak kurang terciptanya chemistry antara keduanya, apalagi kalau peserta didik baru. Padahal chemistry adalah hal yang sangat diperlukan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, termasuk dalam pembelajaran.
Dalam kondisi dimana belum ada kepastian kapan pembelajaran tatap muka bisa dilakukan, memang diperlukan kesabaran semua pihak terkait dalam melaksanakan PJJ, karena aspek keselamatan dan kesehatan menjadi prioritas dibandingkan hak anak untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. PJJ walau bukan sebuah pilihan yang ideal, tetapi menjadi pilihan yang dianggap terbaik agar layanan pembelajaran dapat diberikan kepada peserta didik.
Peran guru pada saat PJJ antara lain; sebagai salah satu sumber belajar, fasilitator, komunikator, dan motivator. Dalam pelaksanaannya, peran tersebut saling mendukung dan tidak terpisah antara satu dengan yang lainnya. Pembelajaran bukan hanya fokus  kepada konten materi saja, tetapi kepada membangun komunikasi yang kondusif antara guru, peserta didik, dan orang tua.
Kondisi saat ini menjadi momentum bagi guru untuk menjadi pemelajar, bahkan "dipaksa" untuk belajar agar dapat menyesuaikan dengan tantangan yang dihadapi dalam PJJ. Di tengah banyaknya pekerjaan yang tergantikan oleh mesin dan robot, peran guru tidak akan tergantikan.Â
Kondisi pandemi justru banyak orang tua yang memberikan testimoni terhadap pentingnya peran guru, karena mereka bingung bahkan tidak sanggup saat harus menjadi "guru dadakan" bagi anaknya di rumah, sedangkan guru bisa mengendalikan puluhan bahkan ratusan peserta didiknya di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H