Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Berbagi Inspirasi Menulis di Acara A to Z Kompasiana

6 November 2020   10:16 Diperbarui: 6 November 2020   10:33 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BERBAGI INSPIRASI MENULIS DI ACARA A TO Z KOMPASIANA

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis dan Kompasianer) 

 

Kamis, 5 November 2020 menjadi hari yang bersejarah bagi saya. Mengapa? Karena saya berkesempatan diundang oleh Kompasiana untuk berbagi ilmu dan pengalaman seputar kepenulisan. Sejak bergabung Juni 2010, baru tahun 2020 saya dapat berinteraksi dengan para admin Kompasiana walau secara daring atau tatap maya dalam acara A to Z Kompasiana. Acara tersebut dimoderatori oleh Nurulloh. Selain saya, acara tersebut juga menghadirkan guru blogger Wijaya Kusumah.

Acara tersebut berlangsung selama satu jam, yaitu dari pukul 16.00 s.d. 17.00 WIB. Moderator banyak bertanya berkaitan dengan latar belakang dan bergabung dengan Kompasiana, pengalaman selama menulis di Kompasiana, jenis-jenis tulisan yang sering ditulis, dan berbagi pengalaman terkait trik-trik menulis artikel di Kompasiana.

Waktu satu jam memang terasa sangat pendek, sehingga saya pun merasa kurang optimal saat berbagi ilmu atau pengalaman menulis. Walau demikian, dalam waktu yang terbatas tersebut, saya mencoba memotivasi para peserta yang ikut menyaksikan acara tersebut untuk menulis, karena menulis adalah membuat sejarah, menulis adalah mengabadikan jejak pemikiran, dan menandakan bahwa kita pernah ada di dunia, serta menebar manfaat bagi orang lain.

Mengapa saya memilih menulis di Kompasiana? Pertimbangan utamanya adalah Kompasiana merupakan blog menulis terbesar di Indonesia, anggota mencapai ribuan orang yang berasal dari berbagai latar belakang, sehingga tulisan diposting kemungkinan dibaca oleh banyak orang sangat tinggi. Sejak bergabung hingga saat ini (06/11/2020), saya telah menulis lebih dari 875 tulisan dan pembacanya mencapai 2.309.368 pembaca. Hal ini tentunya menjadi motivasi saya untuk terus menulis dan semoga bisa menjadi bagian dari bentuk partisipasi seorang warga negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Cukup banyak manfaat yang dapatkan dari menulis di Kompasiana. Manfaat yang utama adalah saya mendapatkan kepuasan batin. Seiring dengan semakin banyaknya tulisan saya dibaca oleh para pembaca, maka nama saya semakin dikenal. Banyak yang suka mengontak saya untuk konsultasi seputar masalah pendidikan. Tahun 2015 saya pernah ditelpon oleh Anies Baswedan pada waktu Beliau menjadi Mendikbud. Intinya, Beliau mengapresiasi tulisan isinya mendorong Kemendikbud semakin menguatkan nilai integritas. Dampak dari menulis di Kompasiana saya cukup sering diundang untuk menjadi narasumber pelatihan menulis atau materi seputar pendidikan.

Artikel yang sering saya tulis paling banyak berkaitan dengan pendidikan. Hal ini dilatarbelakangi profesi saya sebagai Widyaiswara di sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud menggarap masalah pendidikan. Masalah pendidikan adalah masalah yang selalu aktual dan relevan untuk dibahas karena pendidkan berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada sebuah bangsa. Dengan kata lain, masa depan sebuah bangsa, sangat tergantung kepada mutu pendidikannya. Oleh karena itu, saya menuliskan gagasan dan pengalaman aktual dan kontekstual seputar pendidikan dengan harapan bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Terkait dengan tip menulis artikel di Kompasiana, saya hanya mengajak kepada guru dan tenaga kependidikan untuk berani mencoba menulis sesuai dengan passion masing-masing, karena menulis harus dengan hati supaya mengalir dan tidak merasa terbebani. menulis dengan hati akan menjadi aktivitas yang menyenangkan, bisa menjadi menyalurkan energi yang positif, dan bahkan bisa menjadi terapi. Bagi orang yang seperti itu, menulis telah menjadi hobi, kebutuhan, bahkan gaya hidup.

Saya menggunakan jurus "bodo amat" dalam menulis. Urusan teori tata cara menulis yang baik, hal ini akan berproses hingga seorang penulis akan menemukan karakternya sendiri. Intinya, belajar sambil bekerja. Latihan atau praktik menulis sambil menambah pengetahuan seputar ilmu menulis. Jangan beralasan belum tahu atau belum menguasai teori menulis, dia belum mau atau belum mau menulis. Kalau seperti itu, sampai kapan pun tidak bisa menghasilkan tulisan.

Ada yang sudah banyak membaca buku-buku teori menulis, tapi bukannya berani mulai menulis, tetapi justru semakin kurang percaya diri untuk menulis. Mengapa? Karena merasa bahwa menulis itu harus serbasempurna. Kalau tidak sempurna, dia khawatir mendapatkan kritik atau "pembantaian" dari orang lain yang sebenarnya belum tentu juga mahir atau terampil menulis.

Sebagus apa pun sebuah tulisan, tidak akan luput dari kritikan. Sebuah tulisan yang mengundang kritik, pada dasarnya tulisan tersebut menarik perhatian pembaca. Oleh karena itu, jadikan kritikan sebagai bahan untuk semakin meningkatkan kualitas sebuah tulisan. Bagi saya, tulisan yang bagus adalah tulisan yang selesai. Mari menulis dan mari membuat sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun