Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asesmen Nasional dan Penjaminan Mutu Pendidikan

15 Oktober 2020   07:18 Diperbarui: 2 Juni 2021   11:30 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asesmen Nasional dan Penjaminan Mutu Pendidikan. | Kompas

Asesmen Nasional dilakukan melalui tiga cara, yaitu; (1) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi (membaca) dan numerasi, (2) Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter peserta didik, dan (3) Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar baik di kelas maupun di sekolah.

AKM bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada aspek kognitif pada aspek membaca (literasi) dan matematika (numerasi). Tidak semua konten pada kurikulum diujikan, sehingga sifatnya minimum. AKM diberikan kepada peserta didik kelas 5, 8, dan 11. Tidak semua pesera didik pada kelas tersebut harus mengikutinya, tetapi dilaksanakan berdasarkan sampling.

Jumlah sampling dari peserta didik kelas 5 SD/MI maksimal sebanyak 30 orang, sedangkan jumlah sampling peserta didik kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA/SMK maksimal sebanyak 45 orang. Peserta didik kelas 5 SD/MI akan diberikan 30 soal sedangkan peserta didik kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA/SMK akan diberikan 36 soal. Bentuk soalnya antara lain; (1) Pilihan Ganda, (2) Pilihan Ganda Kompleks, (3) Menjodohkan, (4) Isian singkat, dan (5) Uraian. 

Soal-soal yang diberikan rencananya akan mengadaptasi soal-soal standar Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Soal-soal AKM akan membuat peserta didik melahirkan daya analisis berdasarkan suatu informasi, bukan membuat peserta didik menghapal/mengingat-ingat materi.

Survei karakter bertujuan untuk mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila seperti beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, bernalar kritis, mandiri, dan kreatif. Dengan kata lain, survei karakter lebih fokus untuk mendapatkan informasi pada aspek afektif atau nonkognitif peserta didik.  

Survei lingkungan belajar bertujuan menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran, namun pertanyaannya disesuaikan dengan perspektif respondennya (guru dan peserta didik). Dengan demikian, survei ini erat kaitannya dengan tata kelola lingkungan satuan pendidikan dan lebih khusus lagi tata kelola pembelajaran oleh guru.

Saat sekolah akan menghadapi UN, tidak dapat dipungkiri terjadi berbagai pengondisian seperti adanya pengayaan untuk mata pelajaran yang di-UN-kan, peserta didik dimasukkan oleh orang tuanya ke lembaga bimbingan belajar (bimbel) untuk di-drill dengan soal-soal latihan UN, kepala sekolah dan guru stres, apalagi saat UN masih menjadi salah satu syarat kelulusan dari satuan pendidikan, hingga melakukan hal yang kurang terpuji agar semua peserta UN bisa lulus semuanya.

Dalam menghadapi Asesmen Nasional, sekolah tidak perlu melakukan pengondisian secara khusus. Hal yang penting untuk dilakukan adalah para guru melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas dan bermakna bagi peserta didik. Jika hal tersebut dilakukan, maka peserta didik tidak akan mengalami kesulitan saat mengikuti asesmen nasional.  Orang tua pun, khususnya yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas tidak perlu untuk memaksakan anaknya masuk ke bimbel, karena justru hal tersebut akan menambah beban biaya bagi orang tua.

Baca juga: Strategi Pembelajaran Menghadapi Asesmen Nasional

Soal-soal yang akan diberikan untuk asesmen nasional dimulai dari soal-soal yang mudah hingga soal yang sulit. Sejalan dengan implementasi kurikulum 2013, guru perlu mengembangkan pembelajaran yang bukan hanya berkutat pada kemampuan berpikir tingkat rendah (lower order thinking skills/LOTS), tapi juga perlu lebih memperkuat kemampuan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS) bagi para peserta didik. 

Dengan demikian, peningkatan mutu guru akan mendukung sekolah dalam pencapaian hasil Asesmen Nasional yang optimal, khususnya pada aspek AKM, karena pembelajaran yang berkualitas adalah buah dari mutu guru yang berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun