Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak: Guru Pemberi Manfaat

15 Juli 2020   00:44 Diperbarui: 21 Mei 2021   09:20 17321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru sebagai penggerak yang memberi manfaat (unsplash/green chameleon)

Semua pihak sudah mafhum bahwa guru adalah ujung tombak peningkatan mutu pendidikan. Istilahnya, tidak ada pendidikan yang bermutu tanpa adanya guru yang bermutu. Jumlah guru di Indonesia sekitar tiga jutaan orang. Jumlah yang sangat banyak tersebut menjadikan tata kelola guru bukanlah hal yang mudah. 

Peningkatan profesionalisme guru menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi semua pihak terkait, khususnya bagi pemerintah, masyarakat yang menyelenggarakan layanan pendidikan, organisasi profesi guru, dan guru itu sendiri.

Guru penggerak idealnya menjadi generator dan lokomotif perubahan, mulai dari sekolah tempatnya bertugas, Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), organisasi profesi guru, dan lingkungan tempat tinggalnya. 

Dengan demikian, untuk menjadi guru penggerak diperlukan sosok-sosok guru terpilih, guru yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk berubah mulai dari dirinya sendiri dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Untuk mengubah paradigma untuk diri sendiri bukan hal yang mudah, tetapi perlu perjuangan yang sangat luar biasa, utamanya mau keluar dari zona nyaman, dan akan lebih menantang lagi untuk membawa perubahan dalam lingkungan sekitar. Harus siap berhadapan dengan resistensi dari rekan sendiri yang belum memahami semangat perubahan yang disampaikannya. 

Cibiran dan nyinyiran tidak tertutup kemungkinan menimpa yang bersangkutan. Dengan kata lain, seorang guru penggerak perlu memiliki mentalitas yang kuat agar semangatnya tidak redup, apalagi berhenti berjuang.

Baca juga : Strategi Guru Matematika Mengajar Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Daring/Online

Selain kemampuan dalam bidang keilmuan yang diampu, kemampuan komunikasi efektif dan lobi menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru penggerak, karena dia memerlukan dukungan dari kepala sekolah dan rekan-rekan sejawatnya terhadap inisiatif-inisiatif yang dilakukannya. 

Cukup banyak kasus sebuah inisiatif yang bagus dari seseorang gagal dieksekusi atau direalisasikan karena sang inisiator gagal meyakinkan berbagai pihak terkait untuk mendukungnya. Hal tersebut tentunya butuh kesabaran dalam melakukannya, karena tidak mudah untuk meyakinkan orang lain, khususnya yang memiliki sudah pandang yang berbeda.

Dalam konteks pelaksanaan tugas, guru penggerak harus menjadi teladan bagi para peserta didik dan rekan sejawat. Keteladanan menjadi "amunisi" utama bagi dirinya dalam memelopori perubahan di lingkungan unit kerjanya, karena tanpa keteladanan dan contoh nyata, ajakannya akan tumpul dan diabaikan oleh pihak yang diajaknya.

Guru penggerak harus melek informasi, melek teknologi dan mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang cepat berkembang. Apalagi di era digital ini, penguasaan TIK menjadi kebutuhan utama seorang guru dalam mendukung kegiatan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun