Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membaca Corona dari Beberapa Perspektif

16 April 2020   23:59 Diperbarui: 19 April 2020   14:11 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sempel tes cepat covid-19. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Masa kerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah sebagai dampak wabah Covid-19 tidak dapat dipungkiri membuat seseorang memiliki banyak waktu di rumah. 

Selain melakukan kegiatan rutin, ada aktivitas-aktivitas lain yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu dan untuk mengisi kebosanan diantaranya dengan banyak membaca atau banyak belajar.

Kegiatan belajar dari rumah bukan hanya diwajibkan bagi pelajar dan mahasiswa saja, tetapi bagi setiap orang yang ada di rumah, termasuk orang tua. 

Belajar di sini juga bukan hanya dimaknai membaca membaca dalam artian membaca teks, tapi juga membaca konteks, membaca alam, membaca situasi, membaca kondisi, membaca peluang dan prediksi di masa depan. 

Membaca kondisi saat ini pun bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, seperti dari sisi religi, psikologi, kesehatan, sosial, ekonomi, kamtibmas, lingkungan hidup, politik, dan sebagainya.

Dari sisi religi, wabah Covid-19 bisa dibaca sebagai musibah atau ujian dari Tuhan YME untuk meningkatkan derajat keimanan umat manusia. Mungkin juga sebagai bentuk peringatan terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan. 

Sabar, tawakal, doa dan ikhtiar menjadi upaya untuk lepas dari ujian atau musibah. Selain itu, memohon ampunan kepada-Nya adalah agar Tuhan mencabut musibah atau cobaan tersebut, karena Dia yang Dzat berkuasa menciptakan dan  berkuasa menghilangkannya.

Dari sisi psikologi, Covid-19 membuat banyak orang merasa khawatir bahkan panik, saling curiga antara satu dengan yang lain, bahkan ada insiden pengurusan perawat dari tempat kost-nya dan penolakan jenazah karena takut tertular Covid-19. 

Hal ini diperparah oleh hoaks yang beredar di media sosial. Walau demikian, ada juga warga yang tidak panik, tetap tenang dan waspada agar tidak tertular virus tersebut. Biasanya mereka adalah orang yang tingkat literasi bagus, tidak sembarang menerima atau menyebarkan informasi yang tidak bertanggung jawab seputar Covid-19.

Dari sisi kesehatan, Covid-19 adalah sebuah pandemi yang sangat serius mengancam kesehatan bangsa-bangsa yang ada di dunia. Kalau digabung, sampai dengan saat ini, ratusan ribu nyawa telah melayang gegara wabah Covid-19. Bahkan ada negara yang telah kewalahan menangani wabah ini.

Dengan berkaca dari Cina, sebagai negara yang diserang pertama kali oleh wabah Covid-19. Virus ini dibawa oleh binatang liar seperti kelelawar yang suka dimakan oleh warga Cina khususnya di Kota Wuhan, lalu menyebar ke berbagai negara di dunia termasuk saat ini ke Indonesia. 

Jumlah penderita Covid-19 dari hari ke hari semakin meningkat. Walau para tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 telah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), tapi mereka ikut terpapar. 

Hingga 15 April 2020, tercatat 28 dokter dan beberapa orang perawat yang gugur saat bertugas. Hal itu menunjukkan begitu ganasnya Covid-19. Mereka layak untuk mendapatkan gelar sebagai pahlawan kesehatan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah untuk menjaga kesehatan agar tidak terkena Covid-19 antara lain dengan kampanye cuci tangan, menggunakan masker, menyemprotkan disinfektan, menjaga jarak (social distancing dan physical distancing), mengonsumsi makanan yang bergizi, berjemur di pagi hari, dan cukup istirahat. 

Covid-19 disamping telah menyebabkan terganggunnya kesehatan fisik, juga kesehatan lingkungan, dan kesehatan mental (psikologi) masyarakat.

Dari sisi sosial, wabah Covid-19 tidak dapat dipungkiri menyebabkan keresahan atau gejolak sosial, bahkan menyebabkam panic buying dimana orang-orang menyebu mall untuk membeli kebutuhan pokok, masker, dan hand sanitizer. Walau hal ini tentunya berupaya ditangani oleh pemerintah.

Seriring dengan semakin mewabah dan mengkhawatirkannya Covid-19, pemerintah menerapkan pembatasan sosial (social distancing) disusul dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dan akan menyusul di Jawa Barat dan beberapa provinsi lainnya. 

Tempat ibadah, sekolah, dan perkantoran ditutup. Dan berbagai aktivitas seperti bekerja, belajar, dan beribadah disarankan di rumah.

Wilayah pemukiman dan kampung-kampung pun ada yang pro aktif melakukan karantina wilayah. Di jalan masuk perumahan, pemukiman, dan gang-gang dijaga dan dipasangi plang larangan masuk kecuali warga setempat. 

Berbagai tempat yang bisa berpotensi untuk berkerumun masyarakat ditutup dan kalau ada massa yang berkerumun dibubarkan oleh aparat yang berwenang. Pemerintah pun meminta agar perantau tidak mudik lebaran untuk menjaga semakin meluasnya penularan Covid-19.

Dari sisi ekonomi, Covid-19 berdampak terhadap menurunnya ekonomi masyarakat. Kebijakan harus diam rumah menyebabkan banyak orang tidak bisa mencari nafkah. 

Dunia pariwisata terpuruk karena tempat-tempat wisata ditutup sementara. Banyak pabrik yang merumah atau mem-PHK karyawannya karena sudah tidak lagi mampu membayar gaji. 

Pasar dan toko juga ditutup. Kerugian setiap hari ditaksir mencapai ratusan milyar. Daya beli masyarakat menurun, angka pengangguran meningkat. Oleh karena itu, pemerintah menyalurkan dan kelompok masyarakat menyalurkan bantuan pangan untuk masyarakat yang terdampak Covid-19.

Dari sisi keamanan dan ketertiban, wabah Covid-19 berpotensi meningkatkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Pengangguran, baik yang lama maupun penganggur baru ditambah napi yang baru dibebaskan bisa menyebabkan gangguan kamtibmas. 

Di beberapa daerah sudah ada kasus napi yang dibebaskan kembali melakukan tindakan kriminal. Hal ini menyebabkan kekhawatiran baru dalam masyarakat. Aparat kepolisian dibantu oleh masyarakat tentunya perlu mewaspadai hal tersebut.

Dari sisi lingkungan hidup, dengan adanya Covid-19, bumi seolah direfresh dan bisa beristirahat. Wabah Covid-19 berhasil mengurangi polusi udara di berbagai negara, karena masyarakat banyak yang diam di rumah, tidak bepergian atau menggunakan kendaraan. 

Kemacetan di kota-kota besar yang pada kondisi normal begitu parah, dengan adanya Covid-19, jalan-jalan menjadi lengang. Puncak Gunung Himalaya dapat dilihat kembali dari jarak puluhan kilometer dengan mata telanjang setelah sekian puluh tahun tidak dapat terlihat akibat polusi udara.

Dari sisi politik, khususnya geopolitik, Covid-19 tidak lepas dari perang urat syaraf antara dua negara besar, yaitu Amerika Serikat dan Cina. Masing-masing pihak saling tuding siapa penyebab dan penyebar Covid-19. 

Belum lagi dugaan adanya proyek senjata biologis yang bocor, dan dugaan teori konspirasi dibalik pandemi Covid-19. Di Indonesia sendiri, adanya wabah ini telah berdampak terhadap lahirnya keputusan-keputusan pemerintah untuk menjaga stabilitas politik dalam negeri.

Sejumlah ahli memperkirakan pandemi Covid-19 masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan dan entah kapan akan berakhir, bahkan puncaknya pun belum dilalui. Banyak pasien yang berhasil sembuh, tapi banyak juga yang meninggal. 

Yang merasa masih sehat atau Orang Dalam Pengawasan (ODP) harus mengarantina diri secara mandiri untuk menyelamatkan diri dan menyelamatkan orang lain. 

Mari gunakan akal sehat dan pikiran kita untuk membaca kondisi dan situasi yang saat ini berkembang agar kita tetap menyikapi musibah ini dengan keimanan, akal sehat, hati yang lapang, dan optimis bahwa suatu saat musibah atau ujian ini segera berakhir. Wallaahu a'lam.

Oleh: IDRIS APANDI, Penulis Buku Membaca Ayat-ayat Kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun