Dengan dilaksanakannya kegiatan belajar dari rumah, maka anak selama 24 jam ada di rumah, dan hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua. Adapun guru, hanya memantau saja secara daring.
Dalam konteks pendidikan keluarga, kegiatan belajar dari rumah bisa menjadi momentum penguatan pendidikan berbasis keluarga. Mengapa
Karena para anggota keluarga banyak memiliki waktu untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lain.
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak adalah unit terkecil sebuah masyarakat. Kegiatan beribadah, misalnya salat berjemaah bagi keluarga muslim.
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama, makan bersama, berolah raga bersama, bermain games bersama merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kedekatan antaranggota keluarga yang dalam kondisi normal sulit bertemu.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka orang tua memang perlu mengetahui dasar-dasar dan pola mendidik anak. Kelembutan, komunikasi, disiplin, cinta kebersihan, cinta keindahan, saling menghargai, saling menghormati, saling menyemangati, sikap demokratis, dan nilai-nilai lainnya dapat dikembangkan melalui pendidikan keluarga.Â
Dalam hal ini, orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya, karena keteladanan adalah kunci keberhasilan pendidikan dalam keluarga.
Kreativitas pun bisa digali melalui momentum berkumpulnya para anggota keluarga. Misalnya, seorang ibu harus kreatif dalam menyiapkan berbagai menu makanan bagi suami dan anak-anaknya, termasuk harus kreatif mengatur biaya dapurnya, karena menjadi lebih sering memasak di rumah.
Orang tua juga jadi lebih kreatif memotivasi dan merayu anaknya agar mau belajar, agar lebih disiplin, dan agar tidak boros jajan. Bahkan ada orang tua yang membuat kontrak atau kesepakatan dengan anak-anaknya agar tidak boros jajan.
Selain itu, setiap keluarga juga menjadi lebih tertantang untuk lebih kreatif membuat hiburan atau games untuk mengusir kebosanan. Disamping permainan yang konvensional, berbagai aplikasi media sosial menjadi sarana untuk menyalurkan kreativitas itu.Â
Ada yang ngevlog, membuat podcast, bermain tik-tok, dan sebagainya. Ada juga yang membaca, menulis, melukis, tahsin Al Qur'an, dan sebagainya. Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, intinya bermanfaat.