Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Widyaprada Ahli Madya BBPMP Jawa Barat. Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Surat Cinta untuk Garda Depan Pelawan Corona

21 Maret 2020   00:02 Diperbarui: 21 Maret 2020   00:23 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Wahai saudara-saudaraku, para dokter dan perawat. Kalian, dengan segala pengorbananmu telah menjadi martir perang melawan Corona. Kalian secara nyata adalah pejuang sekaligus pahlawan kemanusiaan. Pengorbanan dan jasa kalian tidak bisa dinilai dengan materi. Kalian layak dapat penghargaan dan bintang jasa dari negara atas dedikasi kalian yang sangat luar biasa.

Saudara-saudaraku, para dokter, perawat, dan siapa pun yang saat ini bertugas di manapun. Kalian adalah garda terdepan dalam menangani para pasien yang terbaring di berbagai rumah sakit, khususnya pasien yang terjangkit virus Corona, melaui surat ini, Aku ingin menyampaikan sepucuk surat cinta kepada kalian.

Salut dan bangga. Dua kata itu yang pertama ingin aku sampaikan kepada kalian. Adalah benar apa yang kalian lakukan adalah sebagai konsekuensi tugas dan tanggung jawab kalian sebagai tenaga kesehatan.

Sebagai tenaga profesional, kalian telah disumpah untuk melaksanakan tugas dengan baik-baiknya, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tapi ini terasa sangat dramatis dan menegangkan. Nurani kalian saat ini terpanggil.

Kalian sebenarnya telah terbiasa menagani pasien-pasien di rumah sakit, tapi suasana saat ini, terasa sangat mencekam, berbeda dengan kondisi seperti biasanya. Aku saja, yang hanya warga biasa, dalam kondisi sambil mengarantina diri, merasakan kekhawatiran dan suasana mencekam itu.

Apalagi kalian, orang-orang yang melihat dan menangani langsung pasien-pasien yang kena virus Corona yang sedang bertaruh nyawa. Bahkan, bukan hanya mereka yang bertaruh nyawa, tapi kalian pun, orang-orang yang bertugas membantu para pasien, pada dasarnya sedang mempertaruhkan nyawa.

Pakaian dan pelindung yang kalian gunakan tidak menjamin 100 persen kalian tidak terpapar virus Corona. Faktanya, sudah ada dokter yang perawat yang gugur dalam tugas. Hal itu menunjukkan begitu sangat ganasnya virus Corona.

Dalam keterbatasan, kalian terus berjuang dan berupaya sekuat tenaga menolong para pasien. Dalam kekhawatiran, karena kalian pun sebagai pribadi ingin tetap sehat dan punya keluarga yang ingin sehat juga, tapi kalian tetap berusaha tegar.

Kalian lebih mengutamakan kepentingan pasien di atas kepentingan kalian sendiri. Rasa lelah tidak kalian hiraukaun, yang penting pasien terselamatkan.

Kalian telah berhari-hari bertugas di rumah sakit. Mengorbankan hak kalian untuk berisitirahat. Mengorbankan hak kalian untuk berkumpul dan bercengkerama dengan keluarga kalian. Kalian tidak sempat membimbing kegiatan belajar anak atau cucu kalian di rumah karena kegiatan belajar di sekolah pun diliburkan.

Aku bisa merasakan betapa kalian pun ingin seperti orang-orang tua yang lainnya. Memeluk anak-anakmu dengan kasih sayang dan bersenda gurau dengan mereka, tapi hal itu tidak bisa kalian rasakan, karena negara memanggil kalian untuk mengabdi bagi bangsa dan negara, mengabdi untuk kemanusiaan, yaitu memerangi dan membebaskan masyarakat dari cengkeraman virus Corona yang semakin hari semakin mengganas.

Kalian tahu risiko yang kalian hadapi, yaitu ikut terpapar dan bisa kehilangan nyawa, tapi tanggung jawab, dedikasi, nilai-nilai kemanusiaan telah mengalahkan rasa takut dan rasa khawatir itu. Kalian dengan gagah berani, dengan segala daya dan upaya, melawan virus Corona.

Virus Corona telah menjadi prahara bukan hanya di Indonesia, tapi juga beberapa negara di dunia yang terlebih dahulu terjangkiti virus tersebut, seperti Cina, Iran, Italia, Jepang, Korea, Australia, Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, dan negara-negara lainnya sejak awal 2020.

Corona telah menjadi mimpi buruk terhadap stabilitas ekonomi negara-negara yang terkena pandemi tersebut. Jutaan orang terancam kehilangan pekerjaan, nilai mata uang melemah, pasar saham lesu, dan dunia usaha terancam lumpuh.

Wahai saudara-saudaraku, para dokter dan perawat. Kalian, dengan segala pengorbananmu telah menjadi martir perang melawan Corona. Kalian secara nyata adalah pejuang sekaligus pahlawan kemanusiaan. Pengorbanan dan jasa kalian tidak bisa dinilai dengan materi. Kalian layak dapat penghargaan dan bintang jasa dari negara atas dedikasi kalian yang sangat luar biasa.

Dalam suasana khawatir yang juga kurasakan saat ini, aku beserta jutaan rakyat rakyat Indonesia hanya bisa mendoakan dan mendukung kalian untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara ini. Semoga kalian diberikan kekuatan lahir dan batin oleh Tuhan YME dalam melaksanakan tugas mulia ini. Semoga banyak nyawa manusia yang terselamatkan melaui tangan-tangan kalian.

Semoga suatu saat kalian bisa membuka alat pelindung diri yang kalian pakai dengan penuh suka cita karena banyak nyawa terselamatkan. Semoga suatu saat, kalian bisa tersenyum atau menangis bahagia karena tugas mulia itu telah tuntas kalian laksanakan.

Semoga suatu saat kalian bisa menikmati istirahat bersama keluarga kalian yang tercinta. Keberhasilan kalian menyenbuhkan menjadi asa bagi kami, agar negara ini bisa tetap kokoh dan melanjutkan pembangunan. Yakinlah, Tuhan bersama kita semua. 

Tulisan ini juga terdapat pada:

https://idrisapandi230624.gurusiana.id/article/2020/3/surat-cinta-untuk-garda-depan-pelawan-corona-5334160

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun