Nadiem sendiri menyatakan bahwa dirinya menyukai tantangan, karena tantangan membuatnya berpikir kritis hingga dapat menemukan alternatif solusinya. Beliau ingin membuktikan bahwa sesuatu yang menurut orang lain tidak mungkin ada solusinya, ternyata ada solusinya.
Dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan yang kompleks tersebut, Nadiem tentunya tidak dapat bekerja sendiri. Beliau perlu dibantu oleh tim yang solid, kompak, mampu mengimbangi ritme kerjanya, dan mampu mengoperasionalisasikan setiap programnya sebagai pembantu presiden.
Tantangan tentunya pasti ada. Mulai dari pola pikir, sistem birokrasi, kompetensi, hingga pola pikir para aparat di bawahnya. Oleh karena itu, dengan mencontoh prinsip dakwah bil hikmah seperti yang dilakukan oleh Rasul, saya kira Nadiem akan mampu mengubah budaya kerja jajaran Kemendikbud, walau tentunya tidak dapat terwujud dalam waktu cepat, karena semuanya perlu proses.
Semoga refleksi dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi spirit bagi Nadiem Makarim untuk mewujudkan harapan dalam meningkatkan mutu pendidikan.Â
Kalau mampu melahirkan kebijakan pendidikan yang mampu mendongkrak mutu pendidikan nasional, saya kira beliau akan menjadi pahlawan reformasi pendidikan Indonesia, dan tentunya hasil dari kebijakannya tidak akan terasa satu atau dua tahun yang akan datang tetapi sekian tahun yang akan datang.
Oleh:
IDRIS APANDI
(Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)