Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pengangguran dan Mentalitas Pencari Kerja Pemula

26 Juli 2019   17:59 Diperbarui: 26 Juli 2019   18:03 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika seseorang sudah bekerja di sebuah perusahaan, walau ijazah menjadi syarat formal, tetapi dalam prakteknya adalah konstribusi apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerjan perusahaan? Ide dan kreativitas apa yang bisa dibuat untuk meningkatkan daya saing perusahaan? Dan sebagainya. Oleh karena itu, seorang sarjana lulusan fresh graduate tidak perlu menonjolkan nama kampusnya, tetapi apa kompetensi yang membuatnya bisa lebih layak dipilih sebagai pegawai baru di sebuah perusahaan.

Terkait dengan banyaknya pengangguran di Indonesia, dalam sebuah talk show yang diselenggarakan berkaitan dengan masalah tingginya angka pengangguran di Indonesia, salah seorang narasumber menyampaikan bahwa salah satu hal yang menyebabkan banyaknya pelamar kerja yang ditolak atau pegawai yang diberhentikan dari sebuah perusahaan adalah masalah karakter seperti etos kerja yang rendah, rendahnya kemampuan bahasa asing, dan sebagainya.

Kewirausahaan

Ditengah sulitnya lapangan pekerjaan, para sarjana fresh graduate bukan hanya didorong untuk mencari pekerjaan tetapi menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan perlu diberikan kepada para mahasiswa. Mereka bukan hanya disiapkan mencari kerja, tetapi menciptakan lapangan kerja sendiri. Kalau semuanya lulusan mengandalkan hanya menjadi pegawai, akan sulit ditampung oleh dunia kerja.

Dengan menjadi wirausaha, disamping mengurangi pengangguran, juga bisa memberdayakan orang lain, karena seorang wirausahawan biasanya juga membutuhkan karyawan. Seorang wirausahawan juga tidak akan dikendalikan atau didikte oleh orang lain, karena dia sendiri adalah bosnya. Sebagai bos, dia bebas mengurus dirinya sendiri, tanpa khawatir diatur-atur oleh orang lain.

Idealnya, seorang sarjana bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya, tetapi pada kenyataannya tidak semikian. Banyak sarjana yang pada akhirnya bekerja tidak sesuai dengan latar belakangnya karena sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakangnya. Prinsipnya, yang penting bekerja, daripada menganggur, apalagi kalau sudah berkeluarga. Ada prinsip learning by doing, dimana walau seseorang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, tetapi kalau dia tekun, mau belajar, maka dia akan terbiasa sehingga pada akhirnya dia kompeten, apalagi kalau selama bekerja disertai dengan pelatihan.

Kepada para sarjana fresh graduate adalah hak Anda untuk mencari pekerjaan dan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan harapan Anda, tetapi Anda pun harus realistis, tidak terlalu pilih-pilih pekerjaan, karena selain Anda, banyak juga pencari lapangan kerja yang lain yang siap bersaing dengan Anda. Meniti karir dari bawah akan membuat Anda merasakan sebuah perjuangan untuk sukses, akan semakin mengokohkan mental Anda, dan tidak membuat karir Anda cepat jatuh, karena karir yang terlalu cepat melesat biasanya cepat juga jatuh pula. Wallaahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun