Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Widyaprada Ahli Madya BBPMP Jawa Barat. Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tanggung Jawab dan Budaya Malu, Sebuah Pelajaran dari Jepang

22 Agustus 2018   21:57 Diperbarui: 22 Agustus 2018   22:17 1855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau demikian, kita pun dapat melihat pada pilkada suda ada beberapa pasangan calon kepala daerah yang secara gentle mengakui kekalahannya dan menyampaikan selamat kepada pemenang, tanpa harus mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat dengan kasat mata rendahnya tanggung jawab dan budaya malu dalam masyarakat. Beberapa hari yang lalu sempat viral foto seorang penumpang KRL makan kwaci dan mengotori KRL, orang yang membuang sampah sembarang, menyeberang jalan sembarangan, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan sebagainya.

Saat ini pemerintah tengah menggelorakan revolusi mental dan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang tujuan utamanya untuk membantuk bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki karakter yang kompetitif, berakhlak mulia, menjunjung persatuan dan persatuan berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945.

Selain bersumber dari nilai budaya sendiri, karakter positif dari bangsa Jepang yang relevan dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia dapat dicontoh atau diadaptasi oleh bangsa Indonesia. Mulailah dari hal yang kecil, misalnya membuang sampah pada tempatnya dan tertib berlalu lintas.  Wallaahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun