Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesan Ekologis dari Situ Cisanti

21 Juni 2018   17:41 Diperbarui: 21 Juni 2018   18:08 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak manusia yang bisanya cuma merusak lingungan, dan abai untuk memeliharanya, padahal air sungai Citarum adalah titipan anak cucu kita. Kalau bagi orang yang sadar terhadap pentingnya kelestarian dan kebersihan lingkungan, kondisi seperti itu tentunya sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Saya bertaya dalam hati, apakah setiap pengunjung ke situ Cisanti berpikir sampai ke sana atau hanya sekedar berwisata saja?

Pemerintah provinsi Jawa Barat pernah menargetkan tahun 2018 air sungai Citarum layak diminum, tetapi faktanya kondisi air sungai Citarum masih kotor. Saling tuding pun terjadi antara pemerintah kabupaten dan kota yang teraliri sungai Citarum, tentang siapa penyebab dan siapa pihak yang harus bertanggung jawab memelihara sungai Citarum.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah pusat mengambil alih tata kelola pemulihan sungai Citarum program Citarum Harum.  Targetnya,  tahun 2025 sungai Citarum bersih dan airnya layak untuk diminum. Hal ini merupakan hal yang patut didukung, walau tentunya memerlukan keseriusan dari semua pihak, mulai dari pemerintah, aparat-aparat yang terlibat, pabrik-pabrik dan warga yang bermukim dari di sepanjang sungai Citarum. 

Penegakkan hukum bagi pabrik yang membuang sampah ke harus benar-benar dilaksanakan. Masyarakat pun harus diedukasi untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai Citarum.

Pesan Ekologis

Melihat beningnya air yang mengalir dari beberapa mata mata air yang mengairi situ Cisanti. Saya merenung, inilah air yang menjadi sumber kehidupan manusia sepanjang sungai Citarum. Apa yang akan terjadi jika mata air ini kering? Tentunya masyarakat pun akan terkena dampak negatifnya. Oleh karena itu, gunung dan pohon-pohon yang ada di sekitarnya harus dijaga, jangan ditebang untuk kelangsungan mata-mata air tersebut.

Manusia jangan hanya mengeksploitasi alam untuk kepentingan ekonomi, tetapi harus bertanggung jawab menjaganya. Manusia modern harus banyak belajar kepada kepada masyarakat-masyarakat adat untuk menjadikan alam sebagai sumber kehidupan sekaligus menjaga, merawat, dan memeliharanya untuk warisan bagi generasi masa depan.

Andai Situ Cisanti bisa bicara,  mungkin dia berpesan kepada semua orang bahwa harus sadar terhadap pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan, utamanya air sebagai sumber kehidupan. Saya berpikir, suatu saat pengusaha pabrik orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan ke sungai Citarum perlu datang ke situ Cisanti dan melihat langsung jernihnya mata-mata air yang mengiri situ Cisanti sampai ke sungai Citarum. 

Apakah mereka masih tega mencemari sungai Citarum ketika alam telah menganugerahkan air bersih kepada manusia? Semoga pesan ini dibaca oleh semua orang yang masih memiliki nurani untuk menyelamatkan dan memelihara lingkungan, utamanya situ Cisanti dan sungai Citarum. Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun