NGABUBURIT KEBANGSAAN BERSAMA GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
Oleh:
IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)
Kamis, 7 Juni 2018, bertempat di sebuah hotel di Lembang Bandung Barat, saya berkesempatan menjadi narasumber kegiatan peningkatan profesionalisme guru mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) yang diselenggrakan oleh Bimas Pendidikan Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
Pada kegiatan tersebut, saya menyampaikan materi Teknik Menulis Karya Tulis Non Penelitian, khususnya teknik menulis artikel. Materi dimulai dari pukul 14.00 sampai dengan 17.30 WIB. Sebelum saya menyampaikan langkah demi langkah menulis artikel, saya membangun dulu motivasi pentingnya, manfaat atau keuntungan menulis bagi seorang penulis, baik dari sisi psikologis, finansal, maupun terhadap peningkatan karir seorang guru. Tujuannya, agar mereka memiliki semangat dan niat untuk menulis.
Suasana di dalam kelas cukup hangat dan  interaktif. Para peserta dengan seksama menyimak penjelasan saya. Mereka pun sesekali ada yang bertanya atau menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan teknik menulis artikel yang baik. Bagi mereka, mendapatkan materi tentang teknik menulis artikel sebenarnya bukan hal yang baru, karena saya pun mengisi materi yang sama beberapa tahun yang lalu bersama mereka.
Secara akademik, para peserta belajar kepada saya teknik menulis artikel, tetapi secara substantif, saya pun belajar terhadap para peserta, utamanya berkaitan dengan nilai-nilai toleransi antarpemeluk agama. Sebagai seorang muslim yang berada dalam kelas yang peserta 100% non muslim, ada perasaan emosional tersendiri yang saya rasakan. Saya merasakan kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.
Ketika waktu asar tiba yang bertepatan dengan waktu break, mereka mengingatkan saya untuk melaksanakan salat asar. Sambil mereka break, saya pun melaksanakan salat asar. Setelah salat asar sesi pelatihan pun dilanjutkan. Saya menyampaikan secara lebih rinci tentang teknik menulis artikel.
Pada saat latihan menulis artikel, saya kembali mendapatkan pelajaran tentang toleransi kebangsaan. Agnes, guru SMK Strada Kota Bekasi menyampaikan bahwa, walau non muslim, dirinya bersama keluarganya suka mudik lebaran ke kampung halaman di sebuah kota di Jawa Tengah.Â
Pada saat lebaran, keluarganya pun menggunakan pakaian baru, mencicipi menu khas lebaran, dan mengadakan acara sungkeman, memohon maaf dan meminta nasihat kepada orang tua dan kerabat yang lebih tua. Mereka pun bersilaturahmi kepada tetangganya yang muslim.