Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mudik, Literasi, dan Pendidikan Karakter

11 Juni 2018   11:30 Diperbarui: 11 Juni 2018   11:31 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan lebaran tidak dapat dipisahkan dari tradisi mudik.  Puluhan juta pemudik dari kota besar seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi memadati jalan menuju ke kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ada juga yang mudik ke daerah Sumatera dan daerah Indonesia Timur. Disamping menggunakan moda transportasi darat, juga menggunakan moda transportasi laut, dan udara. Ada pemudik yang ikut program mudik gratis yang diselenggarakan oleh pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, atau partai politik, mereka juga mudik menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan sewaan, dan sepeda motor.

Mudik dapat dikaitkan dengan literasi dan pendidikan karakter. Dalam konteks literasi, mudik merupakan sebuah perjalanan pulang kampung yang menempuh jarak ratusan bahkan ribuan kilometer. Tentunya para pemudik harus benar-benar literat agar mudik dapat berjalan lancar dan selamat.

Perlunya literasi literasi bagi pemudik dimulai dari tahap persiapan. Antara lain, mempersiapkan barang apa saja yang akan dibawa, dikemas dengan baik pada tas, koper, atau kardus. Selain pakaian, makanan, dan minuman, jangan sampai lupa obat-obatan. Kendaraan yang akan digunakan untuk mudik pun harus dipastikan kelaikannya dengan cara memeriksakannya ke service agar aman ketika digunakan. Perlengkapan seperti kunci-kunci kendaraan dan kotak P3K juga jangan sampai lupa.

Sebelum meninggakan rumah, pastikan juga jaringan listrik sudah dimatikan untuk mengantisipasi kebakaran, pintu-pintu dan jendela sudah dikunci, dan melapor kepada petugas keamanan atau aparat setempat. Barang-barang yang tidak akan dibawa mudik seperti kendaraan atau hewan piaraan juga alangkah baiknya dititipkan supaya aman. Saat ini sudah ada jasa penitipan barang atau hewan bagi pemudik.

Pada saat dalam perjalanan, pemudik disamping mengetahui jalur utama yang akan ditempuh, juga harus mengetahui jalur-jalur alteratif yang akan bisa digunakan untuk menghindari kemacetan yang biasa terjadi pada saat mudik. 

Oleh karena itu, pemudik dapat memanfaatkan radio yang memberikan laporan pemantauan arus mudik, memanfaatkan google map, karena dapat terlihat jalur-jalur yang rawan macet, atau memanfaatkan grup komunitas di WA yang biasanya memberikan laporan atau tips perjalanan mudik. Di sepanjang jalur mudik pun biasanya ada rambu-rambu yang memberikan informasi jalur alteratif yang bisa ditempuh.

Pemudik harus harus mengetahui titik yang biasa dijadikan tempat istirahat (rest area) agar stamina pemudik dapat kembali bugar. Di sepanjang jalur mudik biasanya suka ada rambu-rambu rest area yang bisa dikunjungi. Di rest area biasanya disamping ada posko informasi, juga ada stand-stand kesehatan, bengkel, pulsa, produk makanan dan minuman, obat-obatan, dan hiburan bagi pemudik. Stand-stand itu ada yang didirikan oleh pemerintah dan BUMN, dan ada juga didirikan oleh perusahaan swasta. Berdasarkan kepada tersebut, literasi akan membantu pemudik untuk mudik secara lancar, aman, dan nyaman.

Pemudik pun harus tahu jalur-jalur rawan kecelakaan atau rawan tindakan  kriminal agar lebih berhati-hati. Selain itu, juga harus hati-hati ketika di terminal, stasiun, bandara, atau pelabuhan, karena suka terjadi tindakan kriminal seperti copet, perampokan, penodongan, gendam, atau hipnotis. Harus hati-hati ketika bertemu dengan orang yang tidak dikenal menawarkan bantuan, menawarkan makanan atau minuman.

Pada saat hiruk pikuk seperti pada saat arus mudik, potensi terjadinya kejahatan biasanya cukup tinggi. Oleh karenanya, aparat kepolisian menerjunkan banyak petugas di berbagai lokasi berkumpulnya pemudik. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan menciptakan rasa aman bagi pemudik. Para pemudik pun alangkah lebih baik jika memiliki nomor-nomor kontak polisi, rumah sakit, atau PMI.  Siapa tahu suatu saat diperlukan.

Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, mudik dapat menjadi bentuk implementasi pendidikan karakter. Pertama, mempererat silaturahim. Mudik merupakan sebuah perjalanan yang emosional bagi para pelakunya. Di situ ada kerinduan yang luar biasa terhadap orang tua dan sanak saudara di kampung. Oleh karena itu, lebaran harus atau wajib mudik, karena hanya setahun sekali. 

Kemacetan tidak menjadi halangan bagi pemudik untuk pulang kampung, karena rasa capek ketika diperjalanan akan terbayar ketika sampai di kampung halaman. Mudik dapat meningkatkan tali silaturahim antarsanak saudara. Silaturahim merupakan hal yang diajarkan oleh agama. Hikmah dari silaturahim antara lain, memperpanjang umur, mendatangkan rezeki, dan hidup makin berkah.

Kedua, tradisi untuk berbagi. Para pemudik biasanya telah mempersiapkan "THR" untuk orang tua dan sanak-saudaranya di kampung. Hasil usaha di kota sebagian dibagikan ke sanak saudara di kampung halaman agar sama-sama ikut merasakan kebahagiaan saat lebaran. Rezeki yang dibagikan selain bukti kepedulian dan kesalehan sosia, juga refleksi dari kesalehan ritual atau memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi kepada Allah, karena hanya orang yang yakin dengan keutamaan sedekah yang dapat melakukannya. Sedekah tidak akan membuat harta berkurang, tetapi menjadi semakin berkah dan bertambah. Insyallah.

Ketiga, sarana mengendalikan emosi. Perjalanan mudik memerlukan kestabilan emosi, utamanya saat berkendara, menghadapi kemacetan, dan berdesak-desakan dengan sesama pemudik. Kemacetan saat mudik bisa menyebabkan stres. Saling salip antar pengendara bisa menyebabkan emosi meluap. Kata-kata kasar keluar, bahkan ada yang sampai berkelahi. Emosi yang tidak stabil berdampak ugal-ugalan ketika mengendarai kendaraan. Hal ini berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Menurut saya, pengendalian emosi pada saat mudik dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain; berdoa sebelum berangkat, mendengarkan lagu, menikmati perjalanan, dan bercengkrama dengan sesama penumpang walau tetap harus konsentrasi saat mengemudi. Hal ini dapat juga untuk mengusir rasa kantuk selama di perjalanan.

Keempat, melatih disiplin dan tertib. Perjalanan mudik memerlukan kedisiplinan para pengguna jalan agar bisa tertib dan lancar. Siapkan surat-surat kendaraan, SIM, dan patuhi peraturan lalu lintas. Kasus-kasus kecelakaan pada saat arus mudik banyak disebabkan oleh kelalalaian dan pelanggaran lalu lintas oleh para pengguna jalan. Sikap disiplin dan tertib saat berkendara tentunya sangat membantu aparat kepolisian dalam mengatur lalu lintas di jalur mudik.

Kelima, saling menghormati dan saling menghargai. Arus mudik melibatkan puluhan juta orang pemudik yang menuju ke beragai daerah. Oleh karena itu, sesama pemudik perlu saling menghormati dan saling menghargai. Antara lain, dengan tidak ugal-ugalan selama di perjalanan, tidak sering membunyikan klakson, tidak berlama-lama istirahat di rest area agar pemudik lain juga bisa istirahat, dan sebagainya.

Berdasarkan kepada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mudik bukan hanya sebuah tradisi pulang kampung setahun sekali dari para perantau, tetapi sarat akan makna atau hikmah. Para pemudik harus menjadi menjadi pemudik yang literat. Para pemudik pun harus menjadi pemudik yang berkarakter agar mudik berjalan aman dan lancar. Selamat mudik, semoga selamat sampai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun