Ketika di lapangan arena bazaar ramai oleh pembeli, di bangunan lain ada sejumlah santri yang sedang antri nasi untuk buka puasa. Pesantren memang memfasilitasi penyediaan makan malam bagi santri. Mereka tinggal makan. Berbeda dengan santri zaman dulu, yang harus masak dulu kalau ingin makan.
Waktu maghrib pun datang. Para santri menyambutnya dengan gembira. Mereka berbuka puasa dengan menyantap takjil dan langsung memakan nasi yang ada di hadapannya. Waktu mereka terbatas. Oleh karena itu, mereka makan dengan cukup cepat. Karena setelah buka harus salat Maghrib dan siap-siap melaksanakan taraweh.
Waktu ngabuburit yang digunakan secara positif dan produktif oleh para santri dan guru. Selain mengaji, juga ada kegiatan ekonomi. Ilmu didapatkan, keuntungan ekonomi pun direngkuh. Para santri secara umum diberikan kemudahan dalam berbuka puasa. Win-win solution alias saling menguntungkan. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H