Membaca buku apalagi pada bulan Ramadan tantangannya besar sekali, karena terkait kondisi fisik yang sedang berpuasa. Badan lesu, malas, dan mata cepat ngantuk. Jangankan pada bulan Ramadan, pada bulan selain Ramadan pun orang banyak yang malas membaca, sehingga tidak heran kalau hasil studi UNESCO tahun 2012 menyampaikan bahwa minat baca orang Indonesia hanya 0,001 yang artinya dari seribu orang.Â
Selain itu, berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah. Pada tahun 2015 seriring dengan Program Penumbuhan Budi Pekerti diselenggarakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dimana di sekolah dilaksanakan pembiasaan membaca buku non teks selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
Selain itu, sekolah didorong untuk menyediakan fasilitas atau kegiatan yang mendukung penumbuhan minat baca seperti adanya sudut baca, mading, perpustakaan, dan sebagainya. Guru-guru di sekolah pun ada yang menjadi pegiat atau relawan GLS, walau dalam perjalanannya ada yang berusaha untuk konsisten dan ada pula yang terseok-seok karena berbagai penyebab seperti kesibukan mengajar dan kurangnya dukungan dari kepala sekolah dan rekan sejawat.
Bagi orang yang memang senang membaca, kendala terbatasnya buku tidak menjadi alasan, karena dia bisa membaca dari mana saja, misalnya dari internet yang diakses dari gawainya masing-masing. Ada banyak informasi yang bermanfaat (walau harus pandai memilah dan memilh informasi agar tidak menjadi korban HOAX), membaca buku-buku dalam format digital (e-book), dan sebagainya.
Bulan Ramadan bisa menjadi bulan pencerahan dan bulan transformasi manakala disikapi dengan positif, dimana salah satunya adalah meningkatkan kebiasaan membaca, baik membaca Alquran, buku, atau sumber bacaan lainnya. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H