Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan, Buku, dan Minat Baca

17 Mei 2018   22:59 Diperbarui: 17 Mei 2018   23:59 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Membaca buku apalagi pada bulan Ramadan tantangannya besar sekali, karena terkait kondisi fisik yang sedang berpuasa. Badan lesu, malas, dan mata cepat ngantuk. Jangankan pada bulan Ramadan, pada bulan selain Ramadan pun orang banyak yang malas membaca, sehingga tidak heran kalau hasil studi UNESCO tahun 2012 menyampaikan bahwa minat baca orang Indonesia hanya 0,001 yang artinya dari seribu orang. 

Selain itu, berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah. Pada tahun 2015 seriring dengan Program Penumbuhan Budi Pekerti diselenggarakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dimana di sekolah dilaksanakan pembiasaan membaca buku non teks selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.

Selain itu, sekolah didorong untuk menyediakan fasilitas atau kegiatan yang mendukung penumbuhan minat baca seperti adanya sudut baca, mading, perpustakaan, dan sebagainya. Guru-guru di sekolah pun ada yang menjadi pegiat atau relawan GLS, walau dalam perjalanannya ada yang berusaha untuk konsisten dan ada pula yang terseok-seok karena berbagai penyebab seperti kesibukan mengajar dan kurangnya dukungan dari kepala sekolah dan rekan sejawat.

Bagi orang yang memang senang membaca, kendala terbatasnya buku tidak menjadi alasan, karena dia bisa membaca dari mana saja, misalnya dari internet yang diakses dari gawainya masing-masing. Ada banyak informasi yang bermanfaat (walau harus pandai memilah dan memilh informasi agar tidak menjadi korban HOAX), membaca buku-buku dalam format digital (e-book), dan sebagainya.

Bulan Ramadan bisa menjadi bulan pencerahan dan bulan transformasi manakala disikapi dengan positif, dimana salah satunya adalah meningkatkan kebiasaan membaca, baik membaca Alquran, buku, atau sumber bacaan lainnya. Wallaahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun