Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran dari Sebuah Musibah

27 Desember 2017   16:22 Diperbarui: 28 Desember 2017   10:24 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam beberapa hadits dijelaskan bahkan doa adalah senjatanya orang mukmin, dan doa merupakan saripatinya ibadah. Oleh karena itu, orang yang suka berdoa atau mendoakan orang lain adalah seorang mukmin. Bukankah sesama mukmin ibarat sebuah bangunan? Dimana kalau yang satu sakit, maka yang lain pun ikut merasakan sakit. Doa-doa tersebut walau disampaikan melalui dumay, tetapi semoga bernilai ibadah, karena dilandasi oleh niat baik. Selain itu, hal tersebut sebagai bentuk empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain. Itulah cermin manusia yang berakhlak mulia.

Kelima, peran penting seorang istri.Istri saya begitu terkejut melihat saya datang ke rumah terhuyung-huyung dengan luka pada kaki. Dia dengan sigap segera mengambil air hanya, Dettol, dan lap untuk membersihkan luka pada kaki saya. Dia pun mengantar saya berobat ke bengkel tulang. Setelah itu, dia pun merawat saya ditengah kesibukannya mengurus anak-anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Itulah cerminan istri salehah. Dan saya merasa bahagia dan beruntung memiliki istri seperti dirinya. Istri bukan hanya mau bersama disaat suka, tetapi juga mau menemani disaat duka, melayani dengan sepenuh hati.

Keenam, memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga.Musibah yang saya alami menyebabkan saya harus beristirahat di rumah. Sampai akhir Desember 2017 sebenarnya saya sudah memiliki agenda tugas ke luar daerah, tapi hal ini harus dijadwal ulang karena kondisi fisik saya yang kurang memungkinkan. Hikmahnya, saya memiliki waktu lebih banyak bersama anak-anak. Liburan sekaligus memulihkan kondisi fisik.

Ketujuh, kehati-hatian dalam berkendara. Kecelakaan yang saya alami membuat saya harus semakin berhati-hati ketika berkendara. Resiko di jalan kalau tidak menabrak, ya ditabrak orang lain. Atau kecelakaan tunggal. Musibah dapat menimpa siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Semoga kecelakaan ini tidak terulang lagi.

Kedelapan, perbanyak sedekah untuk menolak musibah.Dalam sebuah hadits, saya pernah membaca bahwa sedekah dapat menoak musibah. Oleh karena itu, kecelakaan tersebut memotivasi saya untuk memperbanyak sedekah, baik dalam bentuk materi ataupun bentuk lainnya. Terima kasih ya Allah atas peringatan yang Engkau berikan kepadaku supaya hamba makin banyak mengingat-Mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun