AKU, TOTOH SANTOSA, DAN BUKU
Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan/LPMP Jawa Barat)
Bagiku, nama Totoh Santosa, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat (2007-2017) tidak dapat dipisahkan dengan buku. Mengapa demikian, karena Beliau adalah sosok pemimpin yang sangat mendukung aktivitasku menulis khususnya menulis buku.
Beberapa buku yang kutulis disertai pengantarnya darinya. Hal ini sebagai bentuk penghormatanku padanya sebagai atasanku, sekaligus juga sebagai kenang-kenangan bagiku. Aku mulai serius menulis buku sejak 2013. Dan kini, sudah 20 buku yang aku tulis. Buku-bukuku lebih banyak dalam bentuk bunga rampai, yaitu buku yang berisi artikel-artikel yang "berserakan" di koran, majalah, dan blog.Basicaku memang seorang penulis artikel, bukan penulis buku an sich.Artikel-artikel tersebut aku kumpulkan, lalu aku pilah yang memiliki tema atau pembahasan yang relatif  sama, lalu aku gabungkan.
Setiap aku selesai menulis buku, aku hampir selalu menyerahkan bukuku kepada Pak Totoh. Hal ini selain sebagai laporan bahwa aku telah berhasil menerbitkan buku baru, juga untuk kenang-kenangan, dengan harapan Beliau akan membacanya. Aku sangat senang jika Beliau membacanya dan memberikan respon terhadap tulisanku.
Aku pun senang karena Beliau pernah memberikan kesempatan padaku untuk menyelenggarakan seminar dan bedah buku sebanyak dua kali di LPMP Jawa Barat, yaitu tahun 2014 dan tahun 2016. Tahun 2016, bukuku yang dibedah berjudul "Pendidikan Indonesia Mau Dibawa ke Mana? dan tahun 2016, buku yang dibedah berjudul "Saya Guru Saya Bisa Menulis."
Pada dasarnya Beliau mendukung terhadap setiap inisiatif, gagasan, atau kegiatan positif yang dilakukan oleh stafnya. Beliau pun membuka ruang yang seluas-luasnya kepada semua staf untuk mengembangkan kompetensinya sesuai dengan minat dan kemempuannya.
Bagiku, dukungan Beliau menjadi energi untuk terus berkarya. Aku suka men-share tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pendidikan, khususnya yang membahasan tentang penjaminan mutu pendidikan kepadanya melalui WA. Dan aku senang sekali ketika Beliau menanggapinya dan menyebarkannya ke grup WA Ditjen Dikdasmen, karena tentunya pemikiranku bisa dibaca oleh para pengambil kebijakan di Jakarta, para kepala LPMP Se-Indonesia, dan tentunya bisa memberikan manfaat lebih besar.
Selama aku menjadi staf Pak Totoh, artikel dan buku menjadi sarana bagiku sebagai jalan komunikasi. Buku menjadi jalan bagiku untuk bisa masuk ke ruang kerjanya dan mengambil foto bersamanya, meskipun tentunya pintu ruang kerjanya selalu terbuka untuk semua staf LPMP Jawa Barat dan untuk berbagai kepentingan.
Ada kebahagiaan tersendiri ketika aku masuk ke ruangan kerjanya, dan memberikan buku karyaku padanya. Aku memberikan penjelasan singkat padanya tentang isi buku, lalu memintanya untuk berfoto bersama untuk dokumetasi, karena dokumentasi sangat penting dalam perjalanan menulisku.
Aku berdiskusi tentang menulis dan buku bersamanya bukan hanya di ruang kerjanya saja, tetapi juga bisa pada kesempatan lain, seperti pada saat makan siang di kantin "Pak Kumis". Bahkan aku yang lebih banyak bicara, dan Beliau begitu seksama menyikmaknya.
Aku serius menulis sejak tahun 2006, dan aku bersyukur pernah dipimpin olehnya selama sepuluh tahun (2007 s.d. 2017). Dengan gaya kepemimpinannya yang demokratis, memberikan kesempatan kepada setiap stafnya untuk mengembangkan diri, maka dengan leluasa aku mengasah dan meningkatkan kemampuanku dalam menulis. Aku semakin bersemangat melahirkan karya-karya baru. Tahun 2017 ini gairah menuliskan sangat tinggi. Secara akumulatif, jumlah artikelku sekitar 750-an dan bukuku mencapai 20, serta ada beberapa judul buku yang sedang dalam proses terbit.
Ketika Beliau purnatugas, tentunya aku merasa kehilangan sosok yang sangat pro pengembangan kemampuan menulis stafnya. Dalam hatiku, aku berpikir apakah penggantinya nanti akan memberikan dukungan yang sama untuk mengembangankan literasi? Aku berharap semoga kepala LPMP Jawa Barat yang menggantikannya memiliki semangat yang sama.
Mengakhiri tulisan, aku ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Totoh atas semua dukungan dan dorongannya kepadaku. Semoga Beliau tetap berkenan untuk menerima tulisan-tulisanku yang aku kirim via WA, dan  semoga Beliau masih berkenan untuk membaca buku-bukuku, karena bagiku, artikel dan buku, dua hal yang akan menjadi perajut tali silaturahim aku kepadanya. Selamat purnatugas Pak Totoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H