Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Totoh Santosa dan Jejak Penjaminan Mutu Pendidikan di Jawa Barat Melalui Program Sekolah Model

19 November 2017   10:07 Diperbarui: 19 November 2017   10:12 2196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Provinsi Jawa Barat, program sekmod dilaksanakan sejak tahun 2016. Diawali dengan implementasi di 4 (empat) Kabupaten/Kota yang meliputi Kota Cimahi, Kota Bandung, Kab. Ciamis, dan Kab. Kuningan. Adapun yang menjadi sasarannya masing-masing terdiri dari 16 sekolah (8 SD, 4 SMP, 2 SMA, dan 2 SMK). Totalnya sebanyak 64 sekolah.

Pada tahun 2017, selain Kabupaten/Kota dan sekolah-sekolah yang menjadi sasaran sekmod pada tahun 2016, wilayahnya ditambah 23 Kabupaten/Kota ditambah menjadi 368 sekolah. Ditambah 8 sekolah yang pernah menjadi sasaran Program Peningkatan Mutu Sekolah (PAMS) yaitu Kabupaten Cianjur (6 sekolah) dan Kota Banjar (2 sekolah). Kalau jumlahnya digabung, maka sasaran tahun 2016 dan 2017, maka total sebanyak 440 sekmod.

Totoh Santosa merasa klik dengan program ini, karena baginya program sekmod merupakan bentuk reformasi pendidikan yang dimulai dari satuan pendidikan. Melalui program sekmod, sekolah didorong untuk meningkatkan mutu secara bertahap dan berkelanjutan. Dengan kata lain, sekolah didorong untuk membangun budaya mutu. Peningkatan mutu bukan lagi atas paksaan, tekanan, atau hanya untuk pencitraan, tetapi atas inistiatif sendiri. Mutu menjadi sebuah kebutuhan dan bermuara menjadi sebuah budaya.

Sebagai sebuah sistem, peningkatan mutu sekolah melibatkan semua warga sekolah dan bermitra dengan berbagai stakeholder, seperti dinas pendidikan, LPMP, PPPPTK, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Industri (DUDI), dan sebagainya. Intinya proses penjaminan mutu pendidikan tidak akan berjalan sesuai harapan tanpa ada sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait.

Kemdikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) menjadi leading sectorproses penjaminan mutu. Agar Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) dapat terlaksana dengan baik di daerah, maka pemerintah daerah Provinsi/Kabupaten/Kota membentuk Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD), lalu satuan pendidikan membentuk Tim Penjamin Mutu Sekolah (TPMPS). Dengan kata lain, penjaminan mutu pendidikan perlu ada koordinasi yang baik antar lini.

Melalui implementasi SPMI, sekolah melakukan lima tahapan penjaminan mutu sebagai berikut; (1) pemetaan mutu, (2) penyusunan rencana pemenuhan mutu, (3) pelaksanaan pemetaan mutu, (4) audit/ monev pemenuhan mutu, dan (5) penyusunan stratagi pemenuhan mutu yang baru.

Totoh Santosa baik dalam kegiatan di LPMP Jawa Barat maupun dalam kunjungannya di 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat dengan penuh semangat berusaha meyakinkan pemerintah daerah dan satuan pendidikan terhadap tujuan sekmod. Sekmod bukan proyek yang bisa dibentuk dan berakhir pada waktu tertentu, tetapi merupakan sebuah upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

  • Kiprah Totoh Santosa dalam penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Jawa Barat banyak mendapatkan pujian baik dari Dirjen Dikdasmen maupun dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad, Ph.D dalam testimoninya Beliau menyampaikan bahwa LPMP Jawa Barat termasuk salah satu LPMP yang terbaik di Indonesia. Banyak program dan kegiatan yang bersifat kreatif dan inovatif yang dicetuskan oleh lembaga ini untuk membantu sekolah-sekolah meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan dan kemampuan manajerial Kepala LPMP Jawa Barat, Pak Totoh Santosa. Beliau adalah pasal yang memacu perkembangan LPMP Jawa Barat sehingga mampu membawa lembaga ini sebagai institusi yang kredibel dan akuntabel.
  • Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dr. H. Juhana, M.Pd. menyampaikan bahwa Pak Totoh adalah seorang pemimpin yang memiliki kepribadian, religius, disiplin, sangat berwibawa, dan taat pada aturan. Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung telah banyak melakukan kerjasama dengan LPMP Jawa Barat dalam berbagai program peningkatan mutu pendidikan. Pak Totoh selalu memandu bagaimana meningkatkan mutu guru dan mutu proses pembelajaran sehingga mutu pendidikan di Kabupaten Bandung bersangsur-angsur mengalami kemajuan.
  • Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Dr. H. Elih Sediapermana, M.Pd. menyampaikan bahwa Pak Totoh Santosa adalah model pemimpin yang disiplin, fokus dalam bekerja, jemput bola, komunikatif, mudah untuk berkoordinasi, tidak sekedar hanya memberikan instruksi, tidak sekedar menunggu laporan dari bawahan, tetapi turun ke lapangan untuk memastikan kebenarannya. Selanjutnya Elih menyampaikan bahwa berbagai program LPMP Jawa Barat yang dilaksanakan di Kota Bandung bermanfaat dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu sekolah.
  • Dengan dukungan seluruh staf LPMP Jawa Barat, Totoh Santosa telah mengukir sejarah dengan tinta emas dalam proses penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Jawa Barat, sehingga provinsi Jawa Barat menjadi tujuan studi banding (benchmark)bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia. Berdasarkan kepada hal tersebut, dapat dikatakan bahwa Totoh Santosa menjadi tokoh penting dalam reformasi pendidikan di Provinsi Jawa Barat.
  • TMT 1 Desember 2017 Totoh Santosa memasuki masa purna tugas.  Pengabdiannya selama 10 tahun dirasa begitu cepat. Masih banyak PR besar peningkatan mutu pendidikan yang memerlukan kiprahnya, tapi waktu membatasinya.  Tentunya hal ini akan menjadi kehilangan. Bukan hanya bagi provinsi Jawa Barat, tetapi juga bagi Kemdikbud. Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad menyampaikan bahwa Kemdikbud merasa kehilangan salah satu pegawai dan pejabat terbaiknya.
  • Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dr. H. Juhana, M.Pd. berharap bahwa Pak Totoh dapat tetap mengabdikan kompetensi dan pengetahuan di masyarakat baik di lingkungan pendidikan formal maupun non formal. Dalam pandangan Juhana, Pak Totoh memiliki kompetensi yang memadai untuk membangun masyarakat di bidang pendidikan.
  • Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Dr. H. Elih Sediapermana, M.Pd. juga berharap bahwa berharap agar Pak Totoh berbagi ilmu dan pengalamannya dalam peningkatan mutu pendidikan, mengingat Beliau puluhan tahun bertugas di Balai Pelatihan Guru (BPG) yang kemudian menjadi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).
  • Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan oleh LPMP Jawa Barat dalam rangka mengawal proses penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Jawa Barat. Semoga siapa pun yang menggantikan Pak Totoh sebagai Kepala LPMP Jawa Barat dapat melanjutkan program-program yang telah dirintisnya termasuk sekmod sebagai program unggulan LPMP dapat berjalan secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun