Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Karakter dalam Tantangan Erosi Karakter Orang Dewasa

7 Juli 2017   16:41 Diperbarui: 7 Juli 2017   16:52 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau demikian, mendidik, mengingatkan orang dewasa untuk memperbaiki karakternya bukan berarti hal yang tidak mungkin dilakukan. Hal tersebut bisa saja dilakukan, tetapi tentunya melalui cara atau metode yang berbeda. Kalau anak-anak atau siswa menggunakan metode pedagogik, dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat, sedangkan kalau orang dewasa menggunakan metode andragogik, lebih kepada pendekatan persuasif, kecuali negara yang bisa memaksa orang dewasa untuk menaati aturan melalui penegakkan hukum.

Orang dewasa tidak mau digurui, didikte, apalagi dipermalukan di depan umum. Niat baik untuk mengingatkan bisa menjadi masalah, berbalik jadi konflik, kalau disampaikan dengan cara atau momentum yang kurang tepat. Oleh karena itu, mengingatkan orang dewasa perlu dilakukan secara hati-hati, apalagi kalau yang mengingatkannya usiannya lebih muda, pendidikan dan pengalamannya lebih rendah, egonya biasanya akan muncul.

Kalau program penguatan pendidikan karakter ingin berhasil, perlu ada kerjasama semua pihak. Bukan hanya kalangan pendidik saja yang harus bergerak, tetapi orang dewasa termasuk orang tua, pemimpin, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat pada umumnya harus ikut bergerak dan memberikan contoh yang baik. Bukan hanya sekedar menyalahkan dan menghami anak dan remaja ketika berbuat tidak baik.

Kadang suka muncul ucapan atau keluhan bahwa anak sekarang sulit diatur, nakal, tidak hormat pada orang tua dan guru. Di satu sisi mungkin ada benarnya, tetapi para orang dewasa mari semua melakukan introspeksi jangan-jangan perilaku mereka adalah buah dari mencontoh orang dewasa, dan tentunya pengaruh buruk tayangan media yang notabene dibuat juga oleh orang dewasa. Mari perbaiki dan tingkatkan kualitas akhlak orang dewasa, dan utamanya berikan teladan sebagai salah satu bentuk ikhtiar melakukan penguatan pendidikan karakter kepada anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun