Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadikan Bukumu Sebagai Kartu Namamu

6 Juli 2017   16:39 Diperbarui: 6 Juli 2017   16:51 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya punya teman seorang profesor. Ketika saya bertemu dengannya, pada beberapa kesempatan Beliau menyerahkan buku terbarunya kepada saya, bukan menyerahkan kartu nama. Begitu pun ketika diundang mengisi seminar, workshop,atau pelatihan, Beliau memberikan buku sebagai "kartu namanya" sekaligus juga promosi kepada peserta kalau ingin mendapatkan buku tersebut boleh pesan atau membelinya di toko buku. Selain menjadi "kartu nama", buku pun dapat menjadi hadiah, cenderamata, atau saling bertukar karya dengan sesama penulis.

Berdasarkan kepada hal tersebut, akan ada kebanggaan tersendiri jika seseorang telah mampu menerbitkan buku. Kebanggan tersebut akan bertambah jika bukunya laku di pasaran. Semakin banyak orang yang membeli dan membaca karyanya, maka secara finansial, keuntungannya bertambah dan namanya akan semakin populer.

Beberapa penulis hebat telah menjadikan bukunya sebagai "kartu nama" masuk ke dunia sinetron dan film. Novel-novelnya dibuat sinetron dan difilmkan, bahkan penulisnya sendiri menjadi aktor atau aktrisnya.  Dia pun mengisi acara talk showdi berbagai tempat. Itulah keuntungan buku sebagai sebuah "kartu nama."

Saya yakin pada dasarnya setiap orang khususnya ingin menuliskan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya. Begitu banyak kata-kata motivasi yang mendorong orang untuk mau menulis, tetapi masalahnya banyak yang mengaku bingung harus mulai dari mana dan juga mengaku banyak malas melakukannya.

Cerdas dan memiliki wawasan yang luas bukan jaminan seseorang jadi penulis, tetapi kemauan dan terus berlatih yang akan menjadikannya penulis. Jadi, bukan berarti yang belum menulis adalah orang-orang yang pengetahuannya rendah, tetapi belum menemukan jalan atau momentum baginya untuk mulai menulis. Thomas Alfa Edison mengatakan bahwa keberhasilan ditentukan oleh 1% inspirasi dan 99% keringat, maka untuk jadi penulis hal yang paling penting adalah mau berupaya dan berlatih. Ayo menulis buku. Jadikan bukumu kartu namamu. Sebuah kartu yang bukan hanya memperkenalkan namamu sendiri, tapi juga mampu mencerahkan pembacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun