Ongkos ojeg sekali perjalanan bisa mencapai 200-250 ribu rupiah. Kalau PP berarti 400-500 ribu rupiah, sedangkan hohor guru sukwan sangat minim, hanya mengandalkan dari BOS, dan itu pun dibatasi hanya 15% dari total dana BOS yang boleh digunakan untuk honor guru sukwan, sedangkan jumlah guru sukwan bisa mencapai 5 orang lebih. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memutar otak dan pandai menyiasati terbatasnya anggaran honor guru sukwan tersebut.
Di tengah keprihatinan dan keterbatasan, guru-guru sukwan termasuk Pak Adas tetap mengajar siswa dengan penuh tanggung jawab sambil menunggu adanya perhatian dari pemerintah. Jangan sampai perannya dibutuhkan, tetapi pengabdiannya kurang dihargai.
Semoga Pak Adas dan guru-guru sukwan lainnya yang senasib dengannya tetap diberikan ketabahan dan tidak patah semangat dalam mendidik anak-anak bangsa. Ikhtiar telah dilakukan, upaya perbaikan nasib guru sukwan telah lama didengungkan. Kini mari kita serahkan kepada Allah Swt. Sang Dzat Pemberi rezeki. Semoga pintu hati pemerintah terbuka di tengah doa-doa yang dipanjatkan guru-guru sukwan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H