Falsafah Nulung Kanu Butuh, Nalang Kanu Susah, Nyaangan Kanu Kapoekan, Ngajait Kanu Titeuleum, Nganter Kanu Sieun harus diperkenalkan dan ditanamkan kepada generasi Sunda sejak dini agar mereka memiliki bekal ketika menjalani kehidupan. Dapat hidup bermasyarakat dengan orang lain, tidak egois, dan individualistis. Nurani mereka terasah, kepedulian mereka terbangun, menyadari bahwa hidup manusia tidak dapat melakukan segala sesuatnya sendiri, tetapi memerlukan bantuan orang lain, dan dia pun wajib membantu orang lain.
Dalam menolong pun tidak memilah-milah berdasarkan suku, ras, kelompok, dan agama. Siapapun yang memerlukan bantuan wajib ditolong. Bahkan hewan sekalipun yang memerlukan pertolongan, wajib ditolong, karena solidaritas dan kepedulian adalah sebuah nilai yang universal, berlaku untuk semua kalangan. Walau demikian, hendaklah bantuan atau pertolongan tersebut diberikan kepada orang yang paling dekat agar jauh lebih bermanfaat. Dan ajaran agama Islam pun memerintahkan demikian. Yaitu, membantu dimulai dari kerabat, anak yatim, dan anak yatim.
Nilai-nilai kearifan lokal, seperti falsafah Sunda mampu memperkuat niai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Sebagaimana yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa bahwa Pancasila merupakan pedoman hidup, dasar negara, dan perekat kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks kesejahteraan, bantuan yang diberikan kepada orang lain, adalah bentuk pemerataan kesejahteraan, jangan sampai kesejahteraan hanya dimonopoli pihak tertentu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H