Belum lagi keterbatasan dalam mengakses teknologi jika dikaitkan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang harus memperkenalkan siswa pada teknologi sebagai persiapan menghadapi globalisasi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan lebih jauh lagi menyiapkan generasi emas 2045.Â
Di daerah terpencil, jangankan teknologi, sinyal HP dan internet saja susah. Harus berburu sinyal. Selain meningkatkan kualitas guru, pembangunan pendidikan memang perlu disertai dengan pembangunan infrastrukturnya agar dapat mendukung para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Kurikulum 2013 membawa harapan besar dalam mengubah pola pikir (mind set) guru dalam melaksanakan pembelajaran, karena sehebat apapun kurikulumnya, kuncinya ada pada guru. Berkaitan dengan hal tersebut, dengan tidak bermaksud under estimateterhadap kualitas guru di daerah terpencil yang notabene didominasi oleh tenaga honorer atau sukwan, mereka harus dapat mengejar ketertinggalan atau minimal mendekati kualitas guru-guru yang berada di wilayah perkotaan yang memang didukung teknologi, informasi, dan infrastruktur yang jauh lebih baik.Â
Penulis, Widyaiswara Lembaga Pejaminan Mutu Pendiidkan (LPMP) Jawa Barat.
Catatan:
Semua foto yang terpampang pada tulisan ini adalah dokumen pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H