Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Sikap Guru terhadap Kurikulum

12 April 2017   19:50 Diperbarui: 13 April 2017   15:30 3009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang guru sedang mengajar para siswanya. (Foto : http://i.huffpost.com)

Dalam melaksanakan pembelajaran pun, dia lebih kreatif dan inovatif menggunakan model atau metode pembelajaran, mengembangkan bahan ajar dan menggunakan sumber belajar yang beragam. Pembelajaran lebih mengedepankan pendekatan kontekstual dan PAIKEM agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.

Ketiga, guru sebagai kurikulum itu sendiri.Artinya, guru menjelma menjadi “kurikulum hidup” (teacher as a living curricullum). Guru bukan hanya sebatas menjadi penyampai materi pelajaran, tetapi juga sebagai pendidik yang membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, guru wajib menjadi teladan (uswah hasanah/ role model)bagi siswanya karena apa yang diucapkan dan dilakukannya akan menjadi contoh bagi siswa. Dengan kata lain, guru sebagai “kurikulum hidup” adalah sumber belajar yang berjalan yang menebar hikmah dan pelajaran kepada siswa sehingga mampu menjadi motivator dan inspirator bagi semua siswanya.

Tiga sikap tersebut dapat melekat sekaligus pada seorang guru, atau tiap guru memiliki sebagian sikap tersebut. Guru sebagai pelaksana, pengembangan, sekaligus juga menjadi “kurikulum hidup” tentunya sosok ideal yang muncul dalam dunia pendidikan kita. Semoga guru yang masih hanya menjadi seorang pelaksana kurikulum mau untuk mengembangkan diri, jauh lebih kreatif, tidak terkungkung oleh tuntutan kurikulum yang hanya sebuah pedoman minimal bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun