Dalam tataran sekolah, pengawas bukanbertindak sebagai eksekutor, karena hal tersebut berada di pundak KepalaSekolah dan guru-guru, tetapi peran pengawas sangat diperlukan sebagaipengayom, pembina, dan pengarah, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,maupun evaluasi. Dalam konteks pengembangan karir, hal ini dapat menjadi bahanbagi pengawas sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ataumenulisnya dalam bentuk pengalaman terbaik (bestpractice).Â
Sebelum menjadi pengawas, seorangpengawas tentunya pernah mengalami menjadi guru atau Kepala Sekolah, kecualiada pejabat struktural Dinas Pendidikan yang beralih fungsi menjadi pengawas,tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Pengalamanya tersebut menjadi modalpenting bagi pengawas untuk melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah. Dalampelaksanaan tugasnya, para pengawas kadang dihadapkan pada beberapa tantangan,seperti jarak tempuh yang jauh, kondisi jalan yang rusak menuju sekolah, hinggamasalah operasional.
Hal tersebut sedikit banyak mempegaruhimobilitas, kuantitas, dan kualitas layanan pengawas kepada satuan pendidikan.Walau demikian, bagi pengawas-pengawas yang memiliki dedikasi tinggi terhadaptugasnya, berbagai tantangan tersebut tidak menjadi halangan untuk membinasekolah atau guru binaannya. Media sosial yang saat ini telah memasyarakatdapat menjadi salah satu alternatif dalam memberikan pembinaan disampingberkunjung secara langsung, termasuk dalam memotivasi implementasi GLS.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H